TEMPO.CO, Surakarta - Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta saat ini merawat 252 pasien dengan gangguan jiwa. Pada pemilihan umum legislatif kali ini, tidak ada pasien yang mencoblos. "Karena mereka terganggu jiwanya," kata Supervisi Perawat RSJ Surakarta Afik Driyanto, Rabu, 9 April 2014.
Karena itu, pihak rumah sakit tidak menyediakan tempat pemungutan suara di Kompleks RSJ Surakarta. Pasien juga tidak memberikan suaranya di TPS sekitar rumah sakit jiwa. Untuk keluarga pasien, Afik meminta mengatur waktu sendiri jika ingin mencoblos. (Baca: Penderita Skizofrenia Sebenarnya Bisa Ikut Pemilu).
Dari 252 pasien, hanya lima pasien yang ditunggui keluarganya, yaitu pasien di kelas VIP dan kelas 1. Sisanya di kelas 2 dan 3 yang memang tidak boleh ditunggui keluarga. (Baca: Pemilu, Gerai-gerai Ini Gelar Promo).
Pegawai rumah sakit mencoblos di rumah masing-masing. Waktunya diatur agar pelayanan rumah sakit tetap berjalan. RSJ masih buka untuk layanan gawat darurat, gizi, apotek, kasir, dan keperawatan. "Ada 50 pegawai yang hari ini tetap masuk, termasuk perawat dan dokter," katanya. (Baca: Kata Siapa Orang Sakit Jiwa Dilarang Ikut Pemilu?).
UKKY PRIMARTANTYO