TEMPO.CO, Jakarta - Hercules Rosario Marshal menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif. Terdakwa kasus pemerasan ini menghabiskan waktu cukup lama di bilik suara. "Ini harus dibaca dulu nama-namanya," kata Hercules di LP Cipinang, Jakarta, Rabu, 9 April 2014.
Pada kesempatan itu, Hercules berharap Indonesia dipimpin oleh orang yang bersih dan merakyat. "Pemimpin yang memperhatikan kebutuhan masyarakat dan membangun ekonomi rakyat," kata Hercules. (Baca: Hercules: Siapa Tahu Ada Napi Jadi Presiden)
Menurut dia, pemimpin Indonesia dari hasil pemilu tahun ini ada di tangan rakyat. "Terserah kalau mau pilih pencuri, penjahat. Terserah kalau republik ini mau hancur. Siapa tahu ada napi di sini terpilih jadi presiden," katanya.
Hercules sampai dua kali datang ke TPS. Alasannya, sebelumnya dia tidak diperbolehkan mencoblos karena tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap. Hercules harus menunggu hingga pemilih yang terdaftar dalam DPT selesai mencoblos.
Kepala LP Cipinang Sutrisman mengatakan Hercules tidak terdaftar dalam DPT karena ketika pendataan dulu dia belum berada di LP. "Pendataannya sudah lama, sebelum Pak Hercules masuk sini."
ATMI PERTIWI
Topik terhangat:
Juara Hitung Cepat | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Prabowo Optimistis Gerindra Raih Lebih 20 Persen
Pemilu, Gerai-gerai Ini Gelar Promo
Di TPS 27, Try Sutrisno Sebut Jokowi Pak Lurah