Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ke Mana Partikel Infeksi Saat Kita Bersin?  

image-gnews
Ilustrasi Bersin. Image by  Royalty-Free/Corbis
Ilustrasi Bersin. Image by Royalty-Free/Corbis
Iklan

TEMPO.CO, Massachusetts - Segera tutup hidung dan mulut Anda untuk menahan lontaran udara yang keluar ketika bersin atau batuk. Studi para peneliti di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) menunjukkan batuk dan bersin menghasilkan awan gas yang bisa membuat partikel berbahaya bergerak lebih jauh daripada yang diperkirakan. Potensi penyebaran penyakit makin terbuka jika partikel infeksi tersebut masuk ke saluran udara. 

John Bush, profesor matematika terapan di MIT, mengatakan saat seseorang bersin, ada butiran partikel yang terlihat atau mungkin terasa di kulit. Butiran itu bisa saja terlontar dalam jarak beberapa meter dan jatuh.

"Tapi Anda tak akan bisa melihat kumpulan gas berembus saat ada yang bersin. Gas ini membawa butiran-butiran cairan, terutama yang kecil, terbang menjauh," kata Bush seperti dikutip Sciencedaily, Kamis, 10 April 2014.

Partikel terkecil yang keluar dari tubuh manusia saat bersin atau batuk bisa terbang 5-200 kali lebih jauh dibanding jika bergerak dalam grup partikel yang menyambung. Awan gas yang keluar membantu partikel-partikel itu bertahan di udara. Akibatnya, potensi penyebaran penyakit menjadi lebih besar jika partikel-partikel itu masuk ke dalam sistem ventilasi. 

Dalam laporan yang dimuat di Journal of Fluid Mechanics, para peneliti awalnya berasumsi partikel besar akan terbang lebih jauh karena punya momentum yang lebih besar. Namun mereka menemukan bahwa awan gas tak terlihat itu justru menahan partikel kecil lebih lama di udara.

"Ada sirkulasi di dalam awan gas itu, butiran kecil tertahan sehingga bergerak lebih lambat," kata Bush. Butiran-butiran yang kecil akan terbawa menjauh, sementara partikel yang lebih besar berjatuhan terlebih dulu.

Butiran dengan diameter 100 mikrometer atau sepersejuta meter bisa meluncur lima kali lebih jauh. Butiran yang berukuran 10 mikrometer bisa melayang 200 kali lebih jauh daripada yang diperkirakan. Butiran dengan diameter kurang dari 50 mikrometer biasanya melayang lebih lama di udara dan bisa mencapai sistem ventilasi di langit-langit ruangan jika seseorang bersin di dalam ruangan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Awan gas itu mengangkut partikel-partikel udara di sekitarnya, lantas mengembang dan bercampur," kata Lydia Bourouiba, asisten profesor di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan MIT.

Menurut Bourouiba, ketika gas itu tumbuh, gerakannya melambat dan kemampuannya menahan partikel berkurang sehingga butiran yang dibawanya berjatuhan, lalu menguap dalam bentuk residu solid atau keduanya.

Studi ini berkaitan dengan penelitian tentang penyebaran patogen. Bourouiba tengah melakukan riset tentang fragmentasi cairan yang mempengaruhi formasi butiran berisi patogen yang menyebabkan penyakit pernapasan dan infeksi lainnya. Studi ini bisa membantu pemahaman mekanisme pola epidemi yang terjadi pada populasi manusia.

SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita Terpopuler:

Dahlan Sebut Konvensi Demokrat Sudah Tak Relevan
Golput Pemenang Pemilu 2014, Bukan PDIP
Jokowi Seleksi Tiga Nama Cawapres
Suara Gerindra Melambung, Sekjen: Ini Efek Prabowo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.


Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.


5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?


Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Gangguan asam lambung.
Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.