TEMPO.CO, Surabaya - Pembantu Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Ahcmad Syahranie, mengaku sulit menyiapkan tenaga pengawas satuan pendidikan untuk menghadapi ujian nasional (UN) sekolah menengah atas pada 14-16 April 2014 mendatang. Alasannya, tahun ini panitia harus menyiapkan tenaga pengawas dua kali lipat lebih banyak dibanding pelaksanaan UN sebelumnya. "Kami cukup kesulitan mencari tenaga pengawas. Aturan UN sekarang tenaga pengawas ditambah," kata Syahranie, Kamis, 10 April 2014.
Unair, kata dia, menjadi penanggung jawab untuk mengawasi UN di Kabupaten Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. Pihaknya sudah menyiapkan 995 tenaga pengawas satuan pendidikan dari sejumlah perguruan tinggi di empat kabupaten tersebut. Adapun jumlah sekolah menengah atas dan sederajat yang diawasi sebanyak 684 sekolah, dengan jumlah siswa sekitar 59 ribu jiwa.
Rencananya, panitia segera mendistribusikan naskah soal ke kepolisian resor setempat mulai Jumat, 11 April 2014. Selanjutnya, polres akan mengirim dokumen negara itu ke setiap polsek-polsek untuk kemudian diserahkan ke 684 sekolah. "Kami juga melakukan pemindaian LJUN. Anggaran yang dibutuhkan untuk pengawas UN sebesar Rp 1,5 miliar dan pemindaian Rp 750 miliar," ujar dia.
Dengan semakin banyaknya tenaga pengawas ujian, ia berharap tidak terjadi pelanggaran saat pelaksanaan UN. Syahranie optimistis pelaksanaan UN 2014 tidak akan ada kebocoran soal. Ia mengimbau para siswa agar tidak mudah terbujuk dengan beredarnya kunci jawaban UN yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Kami jamin soal UN tidak bocor. Karena itu, jangan terbujuk dengan kunci jawaban yang beredar," kata Syahranie.
DIANANTA P. SUMEDI