TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk tahun anggaran 2014 diperkirakan bakal membengkak dari yang dialokasikan. "Salah satunya karena depresiasi rupiah yang signifikan," kata Direktur Jenderal Anggaran Askolani, Kamis, 10 April 2014. (Baca: BI Dorong Penerapan Subsidi Tetap BBM)
Selain subsidi BBM, kata dia, anggaran untuk subsidi listrik juga bakal melonjak dari pagu anggaran. Kenaikan subsidi ini bergantung pada patokan harga Mid Oil Plats Singapore (MOPS), volume, dan dampak kurs.
"Untuk subsidi listrik berubah karena harga minyak, harga pasar, kurs, dan input energi," kata Askolani. Menurut dia, pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dan panas bumi lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan minyak. (Baca: Pemerintah Tak Kompak Kendalikan BBM Bersubsidi)
Sebelumnya Bank Indonesia menyambut baik rencana pemerintah menerapkan subsidi tetap untuk BBM yang akan diajukan dalam APBN Perubahan 2014. “Wacana itu moving on the right direction,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung.
Dia menjelaskan subsidi tetap itu akan efektif mengurangi risiko fiskal karena tidak bergantung pada nilai tukar. Sebagai gambaran, jika tiap 1 liter BBM disubsidi dengan nilai tertentu, besar subsidi yang digelontorkan pemerintah per tahun akan tetap. “Tidak akan terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak dunia."
MARIA YUNIAR
Terpopuler
4 Produk Indonesia Ini Laris di Amerika
PDIP Gagal Penuhi Syarat Capres, Rupiah Lesu
Soal Saham Freeport, Pemerintah Akhirnya Melunak
Inilah Program Ekonomi yang Harus Dijalankan PDIP