TEMPO.CO, Surakarta - Kampanye Aburizal Bakrie yang menjual keadaan Indonesia saat masih dipimpin Presiden Soeharto tak membuahkan hasil. Hal itu terlihat dari hasil pemilu di dua tempat pemungutan suara (TPS) sekitar Astana Giribangun, makam Soeharto di Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah. (Baca: Kampanye Golkar, Anak Soeharto: Enak Jamanku Tho?)
Misalnya di TPS 3 Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, yang hanya berjarak 1 kilometer dari Astana Giribangun. Di TPS tersebut, Partai Golkar hanya mendapat 25 suara untuk Dewan Perwakilan Rakyat. Posisi pertama adalah partai Hati Nurani Rakyat yang meraih 69 suara.
Setelah Hanura, ada partai Gerakan Indonesia Raya dengan 31 suara, Partai Keadilan Sejahtera dengan 26 suara, Golkar 25 suara, dan Partai Demokrat 22 suara. Lalu Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 19 suara, Partai Amanat Nasional 9 suara, PDI Perjuangan 8 suara, Partai Nasional Demokrat 6 suara, dan satu suara untuk PPP.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara setempat, Jupri M. Maksum mengatakan ada 318 pemilih yang terdaftar. "Yang menggunakan hak pilihnya ada 258 orang," katanya, Rabu, 9 April 2014 malam. (Baca: Golkar Tetap 'Jual' Soeharto)
Sedangkan di TPS 3, Desa Karangbangun, sekitar setengah kilometer dari Astana Giribangun, Partai Keadilan Sejahtera mendapat suara terbanyak untuk DPR Pusat. PKS mendapat 80 suara, disusul Partai Amanat Nasional mendapat 77 suara, Partai Hanura 60 suara, Partai Gerindra meraih 26 suara.
Lalu Golkar mendapat 17 suara, PDIP 14 suara, Demokrat 13 suara, PKB mendapat 7 suara, dan Nasdem 5 suara. Kemudian PPP mendapat 1 suara dan PBB dan PKPI tidak mendapat suara.
Ketua KPPS TPS 3 Desa Karangbangun, Sunarto mengatakan dari 403 pemilih yang terdaftar, 309 orang menggunakan hak pilihnya. "Ditambah empat orang yang pindahan, jadi ada 313 suara. Lalu kertas suara rusak ada 13 buah," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO