TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelni (Persero) bersiap menaikkan tarif kapal penumpang kelas ekonomi sebesar 20 persen. Tarif dinaikkan karena perusahaan pelayaran ini mengaku terus merugi sejak maraknya penerbangan murah (low-cost carrier). “Tahun lalu kami merugi Rp 171 miliar. Tahun-tahun sebelumnya juga sudah merugi,” kata Direktur Komersial PT Pelni Daniel Banggonan, Kamis, 10 April 2014.
Daniel menyebutkan salah satu pemicu kerugian perusahaan adalah biaya belanja bahan bakar minyak (BBM) yang terus melambung. Komponen belanja BBM ini mencapai 56 persen dari total anggaran operasional Pelni. Penyebabnya, konsumsi bahan bakar kapal Pelni memang boros. (baca:Pelni Kaji Konversi BBM Kapal ke Gas)
Selain biaya BBM, tambahan pengeluaran Pelni disebabkan oleh kenaikan harga suku cadang yang mencapai 28 persen. “Semua spare part kapal Pelni dibeli dengan euro,” ujar Daniel.
Sebelumnya, juru bicara Pelni, Sholichah, mengungkapkan bahwa jumlah penumpang kapal terus menurun setiap tahun. Pada 2003, penumpang mencapai 8 juta orang, tapi 10 tahun kemudian tinggal separuhnya. (baca:Pemerintah Hapus Subsidi Lima Kapal Pelni)
Senada dengan Sholichah, Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menyebutkan bisnis angkutan laut sedang lesu karena kalah bersaing dengan angkutan udara. Karena itu, agar jumlah peminat kapal tak terus turun, operator angkutan kapal harus berbenah. “Fasilitas harus diperbaiki,” katanya.
Ketika dihubungi, juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, menyatakan belum mengetahui rencana kenaikan tarif kapal Pelni tersebut. “Nanti saya cek dulu,” ujarnya melalui pesan pendek.
AMIR TEJO | MARIA YUNIAR | NURUL MAHMUDAH | ALI HIDAYAT
Terpopuler
4 Produk Indonesia Ini Laris di Amerika
PDIP Gagal Penuhi Syarat Capres, Rupiah Lesu
Soal Saham Freeport, Pemerintah Akhirnya Melunak
Inilah Program Ekonomi yang Harus Dijalankan PDIP