TEMPO.CO, Washington - Kongres Amerika Serikat (AS) menolak Hamid Aboutalebi, yang ditunjuk Presiden Iran Hasan Rouhani sebagai duta besar Iran untuk Perserikatan Bangsa Bangsa. Menurut Kongres, Aboutalebi diduga bagian dari anggota kelompok yang bertanggung jawab atas pengambilalihan Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979.
Gerakan paksaan terhadap Presiden Barack Obama ini dapat menimbulkan implikasi hubungan diplomatik sangat serius, khususnya terhadap Iran dan enam kekuatan dunia yang sedang berunding soal program nuklir Teheran di Wina, Austria.
Dalam pemungutan suara, Kamis, 10 April 2014, DPR meloloskan sebuah rancangan undang-undang yang melarang siapa pun yang dianggap terlibat dalam kegiatan spionase, terorisme, serta mengancam keamanan negara untuk masuk ke wilayah hukum AS. Pemungutan suara itu berlangsung empat hari setelah sebelumnya Senat meloloskan beleid itu. Selanjutnya, rancangan undang-undang itu akan disampaikan ke Gedung Putih.
Pemerintahan Obama menentang terpilihnya Aboutalebi karena dianggap terlibat dalam gerakan mahasiswa Islam yang menyandera 52 warga Amerika selama 444 hari di Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979. Ketika penyanderaan terjadi, Aboutalebi bertindak sebagai penerjemah kelompok mahasiswa Iran.
Menurut sejumlah pejabat Amerika, mereka telah berbicara kepada Iran bahwa Aboutalebi tidak bisa diterima. Sedangkan Kementerian Luar Negeri AS pada Kamis, 10 April 2014, mengindikasikan bahwa persoalan ini bisa dipecahkan kembali jika Iran bersedia membatalkan pencalonan Aboutalebi.
Dari Iran diperoleh keterangan, Negeri Mullah itu menolak sikap AS yang tidak bersedia menerima Aboutalebi. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham, sebagaimana dikutip televisi pemerintah, Aboutalebi merupakan salah seorang diplomat terbaik Iran. "Dia telah memiliki visa AS," ucap Afkham.
Dalam keterangannya kepada media seperti dilansir Al Arabiya, Jumat, 11 April 2014, Aboutalebi mengatakan keterlibatan dirinya dengan kelompok mahasiswa Islam terbatas sebagai penerjemah.
AL ARABIYA | CHOIRUL