TEMPO.CO, Perth - Tim pencari bawah laut di Samudra Indonesia masih mencari keberadaan kotak hitam yang diduga milik MH370 setelah mendapat dua sinyal sejak hari Sabtu lalu. Tim pencari kini sudah mengumpulkan empat sinyal yang masing-masing berjarak 27 kilometer satu sama lain. Pihak berwenang yakin ini akan menjadi temuan terbesar setelah melakukan pencarian hampir sebulan lamanya.
"Saya sekarang optimistis. Kami akan menemukan pesawat atau apa pun yang tersisa dari MH370 dalam waktu yang tak terlalu lama," kata Marsekal Udara, Angus Houston, Rabu, 9 April 2014.
Kapal Australia Ocean Shield mendeteksi dua sinyal selama akhir pekan lalu. Kemudian mereka menemukan dua sinyal ping baru saat melakukan pencarian bawah laut, yang pertama selama 5 menit dan kedua 7 menit. Sinyal-sinyal itu berada di dalam batas area pencarian, yaitu sekitar 1.100 kilometer dari Perth.
"Saya percaya kita mencari di daerah yang benar, tapi kami perlu bentuk visual agar bisa mengidentifikasi dengan tepat sebelum kamu memastikan ini memang milik MH370," kata Houston dalam sebuah konferensi pers.
Sebelumnya, muncul keraguan terhadap dua sinyal yang ditangkap kapal patroli Cina Haixun 01 pada Sabtu lalu. Mereka takut bahwa sinyal berkekuatan 37,5 kHz per detik itu berasa dari mamalia laut, seperti paus biru yang banyak di daerah itu. Namun, para ahli telah menganalisis dua sinyal tersebut dan yakin bahwa dua gelombang itu berasal dari perangkat buatan manusia.
Meskipun temuan dua sinyal terbaru itu seperti kabar baik, nyatanya tim pencari sudah kehabisan waktu. Masalahnya, sejak sinyal itu ditemukan, pencarian sudah berlangsung selama 33 hari. Padahal, baterai kotak hitam yang akan jadi pemecah misteri hilangnya MH370 ini hanya mampu bertahan selama 30 hari.
RINDU P HESTYA | MASHABLE
Berita Lain:
Pemilu Indonesia di Mata Dunia
Alaska Tuntut Bergabung dengan Rusia
Rusia Akhiri Kerja Sama Siaran dengan VOA