TEMPO.CO, Balikpapan - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai pemilih di Indonesia gampang lupa akan rekam jejak partai politik ataupun calon presiden yang pernah melakukan pelanggaran HAM berat. Sejumlah mantan jenderal yang disebut pernah melanggar HAM saat ini malah menjadi salah satu kandidat kuat calon presiden di Indonesia. "Karakter pemilih di Indonesia memang gampang lupa rekam jejak tokoh dan parpol," kata anggota Tim Pemantau Pemilu Komnas HAM, Fauziah Arasad, di Balikpapan, Kamis, 10 April 2014.
Dia mengatakan Komnas HAM sudah mengimbau masyarakat agar tidak memilih partai politik ataupun tokoh yang terindikasi pernah melakukan pelanggaran HAM berat. Di antaranya para jenderal TNI yang sempat bertugas di Timor Timur, Aceh, dan Papua serta terlibat penculikan aktivis. (Baca : 5 Temuan Komnasham Dari Pemilu di Bandung)
Namun demikian, Fauziah menyesalkan masih adanya masyarakat yang mempercayai integritas partai dan tokoh pelanggar HAM. Komnas HAM sendiri tetap menjalankan perannya sebagai pengkritik setiap pelaku pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. "Kami menjalankan peran dalam setiap pelanggaran HAM dan bukan tendensius menyoroti para jenderal ini saja," katanya.
Karena itu, Fauziah mengatakan Komnas HAM akan merilis ulang sejumlah partai dan tokoh pelanggar HAM menjelang pemilihan presiden Juli mendatang. Dia berharap masyarakat akan lebih obyektif dalam menentukan pilihan terhadap pemimpin masa depan Indonesia.
SG WIBISONO
Berita Terpopuler
Pemilu Indonesia di Mata Dunia
Rekor Baru Pep Guardiola di Liga Champions
Alaska Tuntut Bergabung dengan Rusia