TEMPO.CO, Jakarta - Perolehan suara Partai Demokrat merosot tajam pada pemilihan legislatif 2014, yakni hanya sekitar 9 persen. Adanya peserta konvensi calon presiden partai berlambang mercy itu juga tak mampu mendongkrak elektabilitas.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Rully Akbar, mengatakan sejak awal konvensi Demokrat diluncurkan memang tidak ada perubahan apa-apa. Penyebabnya, kata dia, elektabilitas 12 peserta konvensi sangat rendah. (Baca juga: Juara Konvensi Demokrat Tak Dijual untuk Cawapres).
"Peserta konvensi sendiri ketika diluncurkan tidak ada magnet yang kuat. Terbukti walaupun konvensi Demokrat berlangsung tidak ada kenaikan suara yang cukup berarti," kata dia ketika dihubungi, Jumat, 11 April 2014.
Rully menuturkan LSI pernah mensurvei elektabilitas para peserta konvensi ini dan menyandingkannya dengan calon presiden dari partai lain. Namun, rata-rata suara yang diperoleh hanya 5 persen.
"Figur di dalamnya tidak ada yang elektabilitasnya tinggi. Daya tarik para peserta konvensi juga tidak terasosiasikan ke internal suara Demokrat sendiri,” katanya.
Demokrat, menurut Rully, terbantu surutnya pemberitaan mengenai isu korupsi yang menjerat para kadernya. Di luar itu, tidak ada hal-hal lain yang bisa dilakukan Demokrat. "Terlalu bergantung dengan figur seorang Susilo Bambang Yudhoyono," ujarnya.
Dengan hasil perolehan suara berada di urutan keempat, Rully menyarankan sebaiknya Demokrat legawa mengikuti arus besar yang sudah ada. "Lupakan RI-1, kalau RI-2 masih bisa dengan menyodorkan Dahlan Iskan," kata dia. (Baca juga: Dahlan Sebut Konvensi Demokrat Sudah Tak Relevan).
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Pemilu Indonesia di Mata Dunia
Rekor Baru Pep Guardiola di Liga Champions
Alaska Tuntut Bergabung dengan Rusia