TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting, Djayadi Hanan, menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tetap perlu berkoalisi meski berhasil mendapat 112 kursi parlemen. Sebab, kata dia, PDIP perlu menghindari persepsi negatif publik yang muncul bila tidak berkoalisi.
Secara politik, kata dia, keputusan tidak berkoalisi akan dianggap seperti "ingin main sendiri". “Itu bisa mengubah persepsi publik terhadap PDIP," kata Djayadi saat dihubungi, Kamis, 10 April 2014. (Baca: Menang Pemilu, Berapa Kursi PDIP di DPR?)
Menurut Djayadi, jika PDIP tak berkoalisi, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu akan dianggap terlalu percaya diri. "Seingat saya, PDIP pernah menyatakan bahwa mengelola negara itu memerlukan kebersamaan," katanya.
Peluang PDIP disebut sangat besar untuk mendapat 112 kursi parlemen. Berdasarkan prediksi lembaganya, Djayadi yakin PDIP bisa mendapat lebih dari 112 kursi. "Besar kemungkinan PDIP mendapat lebih dari 112 kursi. Jadi, perolehan PDIP diprediksi pasti lewat 112 kursi," katanya.
Artinya, PDIP berpeluang bisa mengajukan calon presiden dan wakil presidennya tanpa harus berkoalisi. Peluang muncul berdasarkan hasil hitungan cepat lembaga riset Saiful Mujani Research. Menurut lembaga itu, PDIP diprediksi meraih paling banyak 117 kursi parlemen dan paling sedikit 105 kursi.
"Memang ada kemungkinan begitu, tapi saya yakin PDIP mendapat lebih dari 112 kursi. Dengan kata lain, peluang untuk melebihi angka 112 itu lebih besar dibanding tak mencapai angka 112," kata Djayadi.
Untuk mengajukan calon presiden dibutuhkan minimal 112 kursi Dewan Perwakilan Rakyat atau 20 persen dari 560 kursi. Berdasarkan prediksi Saiful Mujani Research, perolehan kursi per 10 April 2014, PDIP menjadi partai yang paling banyak mendapat menempatkan kadernya di Senayan dengan 117 kursi. Disusul Partai Golongan Karya dengan 97 kursi dan Partai Gerakan Indonesia Raya memperoleh 78 kursi.
MUHAMAD RIZKI
Berita Terpopuler
Golput Pemenang Pemilu 2014, Bukan PDIP
Jokowi Seleksi Tiga Nama Cawapres
Suara Gerindra Melambung, Sekjen: Ini Efek Prabowo