TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sepakat bila pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden Partai Beringin dievaluasi. "Evaluasi mesti (ada), tetapi dengan kebaikan," kata JK--panggilan akrab Jusuf Kalla--saat menyambangi kantor DPP Partai Nasional Demokrat di Jakarta, Jumat, 11 April 2014. (Baca: JK-Surya Paloh Bertemu, Apa yang Dibicarakan?)
Menurut JK, evaluasi dengan kebaikan itu bukan berarti melengserkan Ical--sapaan Aburizal--sebagai calon presiden, ttapi mengevaluasi proses pencalonannya. Evaluasi, kata dia, maknanya bermacam-macam, misalnya mengevaluasi iklan-iklannya. (Baca: Jusuf Kalla: Peta Koalisi Sulit Ditebak)
Internal Golkar kembali memanas setelah Ical, selaku ketua umum, tak mampu membawa partai ini memenangi pemilu legislatif. Hasil perhitungan cepat sejumlah lembaga survei menempatkan partainya pada urutan kedua, di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Kabarnya, dalam rapat pimpinan khusus pertengahan Mei 2014 mendatang, bakal ada evaluasi soal pencalonan Ical. Dua politikus senior Golkar, yakni Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, menyatakan siap maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Ketua DPP Golkar Indra J. Piliang mengakui sejumlah tokoh Golkar membentuk tim internal mengegolkan keinginannya.(Baca: Golkar No.2, Mau Koalisi dengan PDIP atau Gerindra?)
Meski sepakat dengan evaluasi Ical, JK tak mau mencampuri lebih dalam tentang desakan agar Ical dilengserkan dari jabatannya. Ia mengatakan keputusan mengganti Ical ada di tangan pengurus Partai Beringin, bukan pada masukannya sebagai mantan Ketua Umum Golkar. "Tentu akan ada perundingan dan tunggu saja hasilnya seperti apa," ujarnya.
Ia juga tidak yakin dirinya bakal mengganti posisi Ical bila benar-benar lengser dari pencalonannya. Sebab, JK menilai Golkar tetap konsisten dengan keputusannya mencalonkan Ical sebagai presiden. Lagipula, JK menganggap suara Golkar yang dibawah PDIP bukan sebuah kemerosotan. "Tidak mungkin juga target bisa dicapai. Sebab, kalau dicapai, tentu jumlah pemilih harus lebih banyak lagi," katanya.
Bekas Ketua Dewan Penasihat Golkar Surya Paloh mengaku sedih melihat kondisi Golkar yang terus berkutat dengan persoalan internalnya. Ia berharap kader Golkar lebih memikirkan kemajuan bangsa ke depan.
"Kita semua harus memulai dengan baik, ada budaya malu, tahu diri, serta jaga kepantasan dan kepatutan," ujar Ketua Umum Partai NasDem itu. Paloh menegaskan tetap mendukung Ical sebagai calon presiden, meskipun partainya belum memikirkan berkoalisi dengan Golkar. "Sebagai sahabat lama, kami harus saling mendukung."
TRI SUHARMAN