TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Azwar Abubakar menyatakan pertemuan antara partai-partai poros tengah akan digelar kembali dalam waktu dekat.
Pertemuan tersebut adalah kelanjutan dari 20 kali pertemuan petinggi partai Islam sebelum pelaksanaan pemilihan umum legislatif 2014. "Sebelum pemilu legislatif kemarin, kami bertemu seminggu sekali," kata Azwar di Istana Negara, Jumat, 11 April 2014. (Baca: Yusril: Poros Tengah Tak Relevan Lagi)
Menurut Azwar, dalam pertemuan sebelumnya tak pernah dibahas perihal pencalonan bersama atau upaya koalisi antarpartai. Pertemuan rutin tersebut lebih berisi dialog dan diskusi perihal sejumlah masalah bangsa. Sebagai partai yang diperkirakan memperoleh suara sekitar 7,5 persen, dia mengatakan PAN hanya akan mengambil posisi sebagai pemberi ide. (Baca: PAN: Poros Tengah Akan Bertemu Lagi)
Tak cuma PAN yang mengarah ke pembentukan poros tengah. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mendukung jika partai Islam kembali membentuk poros tengah seperti pada Pemilu 1999. Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring menyatakan poros tengah akan memiliki kekuatan besar karena perolehan suaranya mencapai 31,9 persen.
"Kalau mereka (partai Islam) mau poros tengah, kekuatan tawarnya kuat. Pemilu 1999, PDIP raih 34 persen suara atau dua kali lipat dari sekarang, tapi poros tengah menang," kata Tifatul di Istana Negara, Jumat, 11 April 2014.
Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Imam Nachrowi mendukung jika poros tengah mau kembali diadakan. Namun, kata dia, tak ada perselingkuhan seperti pada koalisi 1999. "Jangan sampai ada dusta lagi," kata Nachrowi. PKB, kata Nachrowi, tak menginginkan koalisi yang sekadar mementingkan kekuasaan. Ia ingin koalisi yang tercipta nantinya dengan partai manapun bisa jadi koalisi yang solid dalam pemerintahan.
Menurut Nachrowi, PKB masih ingin dua tokohnya, Mahfud Md. dan Rhoma Irama, bisa diterima jadi calon presiden saat berkoalisi. "Jika tidak, kami lihat perkembangannya saja nanti," kata Nachrowi. "Kami terbuka dengan partai mana pun," ujarnya.
Sebelumnya, Amien Rais sebagai penggagas poros tengah pada Pemilu 1999 mengatakan membuat poros tengah saat ini tidak semudah saat memasuki Orde Reformasi. "Perubahan setelah reformasi sudah sangat jauh berbeda dengan situasi saat Presiden Soeharto turun dari jabatannya," kata Amin di Jakarta, Ahad, 30 Maret 2014.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Dewan Pimpinan Pusat PAN ini beranggapan di akhir masa Orde Baru, kekuatan generasi muda di kancah politik nasional belum sekuat saat ini. Kini, mereka sudah banyak berkecimpung ke dunia politik, berada di balik media massa, dan ikut dalam skenario alur politik. "Sehingga sangat sulit untuk menyatukan pikiran tentang poros tengah," katanya. (Baca juga: Hatta Rajasa: Tak Ada Poros Tengah. tapi...)
FRANSISCO ROSARIANS | AMRI MAHBUB | TRI SUHARMAN
Topik terhangat:
Pemilu 2014 | MH370 | Pesawat Kepresidenan | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Punya Pesawat Mirip RI, Presiden Ini Terjungkal
Siapa Dua Pilot Pesawat Baru Kepresidenan RI?
Jokowi: Saya Datang IHSG Naik