TEMPO.CO, Jakarta - Partai Nasional Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, menilai Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, sebagai orang yang mempunyai kebesaran hati.
"Bang Surya sungguh berbesar hati tak menyodorkan dirinya sendiri sebagai orang nomor dua," kata Jokowi, ketika ditemui di Kantor Dewan Pimpinan Pusat NasDem, Sabtu, 12 April 2014. Jokowi mengatakan koalisi ini untuk semakin memantapkan sistem presidensial ketika dia duduk di pemerintahan. (Baca:NasDem Resmi Berkoalisi dengan PDI Perjuangan)
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, mengatakan belum membicarakan calon wakil presiden ketika bertemu Jokowi dan Sekeretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, hari ini. Namun, dia tak menutup kemungkinan akan memberikan masukan nama terkait calon wakil presiden.
"Bisa orang internal partai, bisa juga eksternal partai," kata Surya. Ketika ditanya kemungkinan NasDem mendorong nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mendampingi Jokowi, Surya mengatakan segala kemungkinan ada. Surya mempersilakan Jokowi mempertimbangkan pendampingnya, termasuk bila dari partai yang lain. (Baca:PDIP Tak Ingin Jokowi Didampingi Wapres Ban Serep)
Surya menuturkan pertemuan dengan Jusuf Kalla, Jumat, 11 April 2014 juga diceritakan ke Jokowi. Namun, pertemuan kemarin hanya silahturahmi biasa antara dia dan Kalla karena pernah satu partai.
Hasil perhitungan cepat menunjukan PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu dengan suara 18-20 persen. Posisi NasDem berkisar 6-7 persen. Sedangkan presidential threshold atau syarat partai mengusung calon presiden adalah 25 persen suara hasil pemilu legislatif atau 20 persen perolehan kursi di parlemen.
SUNDARI