3 Skenario Ideal Koalisi Partai Menjelang Pilpres

Editor

Bobby Chandra

image-gnews
Puan Maharani usai menuliskan target suara PDIP, di rumah kediaman, Jalan Kebagusan, Jagakarsa, Jakarta Selatan (9/4). Puan Maharani pada pemilu kali ini menjadi salah satu juru kampanye nasional PDIP. TEMPO/Imam Sukamto
Puan Maharani usai menuliskan target suara PDIP, di rumah kediaman, Jalan Kebagusan, Jagakarsa, Jakarta Selatan (9/4). Puan Maharani pada pemilu kali ini menjadi salah satu juru kampanye nasional PDIP. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saiful Mujani Research & Consulting mempunyai tiga model koalisi untuk calon presiden 2014. "Dasarnya, komunikasi antar-elite partainya yang bagus, orientasi kebangsaan versus globalisme, dan komplemen partai secara sosiologis," kata Direktur Eksekutif SMRC Saiful Mujani ketika dihubungi Tempo, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan, model koalisi itu adalah Gotong Royong Perjuangan Bangsa untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PKB, Nasdem, dan PKPI. Kedua, koalisi Karya Demokrat dengan anggota Golkar, Demokrat, dan Hanura. Ketiga, koalisi Gerakan Amanat Indonesia yang terdiri atas Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan PBB. (Baca: Menjelang Rapim Golkar, JK Sepakat Ical Dievaluasi).

Tapi, dasar koalisi ini terutama harmoni dan kemudahan komunikasi antar-elite dan komplemen secara sosiologis, yakni nasionalis-agama, Jawa-luar Jawa. Saiful mengatakan model koalisi ini tercetus karena hasil perhitungan suara sementara tidak memungkinkan partai untuk maju sendiri. "Koalisi suatu keharusan untuk politik jangka pendek," ujar dia.

Koalisi Gotong Royong Perjuangan Bangsa didasarkan pada komunikasi intens antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. "Komunikasi keduanya bukan instan, butuh waktu yang sangat panjang," kata Saiful. Kata kunci yang bisa membuat Paloh merapat ke PDIP adalah menyebut Bung Karno sebagai politikus terbaik Indonesia. "Ini memudahkan komunikasi Mega dengan Paloh."

Adapun PKB, Saiful mengatakan, basisnya adalah para anggota Nahdlatul Ulama. "Bu Mega ini cocok dengan NU," ujar dia. Dia mencontohkan, saat Pilpres 2004, Mega berpasangan dengan Mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi. Namun, ada sedikit ganjalan bagi PKB untuk merapat ke PDIP. Hambatannya adalah keluarga Gus Dur yang belum akur dengan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB.

Saiful mengatakan ketiga partai ini sudah cukup secara administratif. Ketiganya memiliki sisi komplemen Jawa-luar Jawa serta unsur kalangan Islam. Namun, Nasdem dan PKB harus memberi keleluasaan kepada pemimpin dalam menentukan calon wakil presidennya supaya mempermudah koalisi ini. Nasdem, kata dia, bisa menyodorkan Jusuf Kalla karena Paloh akrab dan elektabilitasnya tinggi. (Baca: PKS Siap Jadi Oposisi).

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Muhaimin bisa juga menyorongkan Mahfud Md untuk mendampingi Jokowi. "Saya kira Paloh tidak punya agenda terlalu kuat untuk wapres. Muhaimin masih muda. Tapi mereka harus memberi keleluasaan untuk Megawati dalam menentukan cawapresnya," ujar dia. Cawapres Jokowi, kata dia, juga harus mengambil orang yang berkompeten dan tidak memiliki persoalan politik.

Koalisi kedua, Karya Demokrat yang beranggotakan Golkar, Demokrat, dan Hanura. Secara administratif, perolehan suara ketiganya mencukupi untuk mengusung capres-cawapres. Menurut Saiful, hubungan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan SBY cukup bagus sejauh ini. "Pada 2009 Aburizal pernah dipertimbangkan menjadi wapresnya SBY, meski akhirnya yang terpilih Boediono," ujar dia.

Demokrat, kata dia, bisa menyodorkan Pramono Edhie Wibowo sebagai wakil bagi Aburizal. "Aburizal dari Sumatera, ini bisa menyeimbangkan Jawa-Non Jawa." Selain itu, orientasi partai ini juga memiliki kesamaan, seperti kekaryaan dan modernitas. Adapun Hanura, khususnya Wiranto, menurut Saiful, hubungannya dengan Golkar cukup dekat. "Jadi saya kira mudah bagi Hanura kalau bergabung dengan Golkar," kata dia.

Ketiga, koalisi Gerakan Amanat Indonesia beranggotakan Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan PBB. Menurut Saiful, saat ini Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto juga sudah menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Prabowo juga sudah menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. PKS pun sudah terbuka. "Koalisi ini dari sisi kebangsaan cukup majemuk. Prabowo pada masa Orde Baru juga cukup dekat dengan orang-orang islam." Pasangan capres-cawapres dari koalisi ini, menurut Saiful, adalah Prabowo-Hatta Rajasa.

LINDA TRIANITA

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

11 Agustus 2020

Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri didampingi Puan Maharani dan Prananda Prabowo meneriakan yel-yel usai penutupan Kongres V PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, 10 Agustus 2019. Megawati Soekarnoputri mengumumkan dan melantik 27 orang pengurus DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024. TEMP/Johannes P. Christo
Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

Sejumlah kader Gerindra meminta Prabowo kembali maju sebagai capres 2014, sedangkan PDIP masih melakukan kaderisasi dan pematangan calon pemimpin.


Cara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati

23 Januari 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri  saat menghadiri acara perayaan hari ulang tahun PDIP ke-46 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 10 Januari 2019. HUT PDIP ke-46 menjadi puncak konsolidasi ideologi, organisasi, politik, dan konsolidasi kader partai untuk memenangkan partai di pemilihan legislatif dan juga memenangkan pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019. TEMPO/Subekti.
Cara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati

Jokowi mengucapkan selamat kepada Megawati yang berulang tahun ke-72. Tapi Jokowi menghindari menyebut angka 2.


PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

Sekertaris Jenderal PPP Arsul Sani usai menjadi pembicara dalam diskusi publik bertajuk
PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.


PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama putrinya Puan Maharani dan ketua fraksi MPR Ahmad Basarah (kanan), saat myaksikan pameran dan dokumenter perjalanan mantan ketua MPR Taufik Kiemas, disela-sela acara Kongres IV PDI Perjuangan, di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, 10 April 2015. TEMPO/Imam Sukamto
PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.


PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

Saifullah Yusuf. Dok. TEMPPO//Fully Syafi
PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.


Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman saat temu jumpa dengan wartawan media nasional di gedung DPP PKS, Jakarta Selatan, 19 April 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.


PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri atau Puti Guntur Soekarno. Dok.TEMPO/M. Iqbal Ichsan
PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.


Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Presiden Joko Widodo di sela-sela kunjungannya melihat-lihat pakain di salah satu toko di Mall Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 2017. Dalam kunjungannya, terlihat paspampres mengenakan batik. TEMPO/Iqbal Lubis
Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.