TEMPO.CO, Bima--Akibat penutupan jalan di kawasan Desa Renda, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, puluhan siswa Sekolah Menengah Atas belum dapat mengikuti Ujian Nasional (UN). Puluhan siswa itu terlantar karena jalan yang akan dilewati diblokir warga pendukung calon legislator Partai Amanat Nasional (PAN) yang kalah dalam pemilu pekan lalu. "Kami tidak bisa suruh mereka pergi ujian. Apalagi jalan diblokir warga dan menenteng senjata tajam," ujar orang tua siswa, Amin, Senin 14 April 2014.
Pihak kepolisian hanya bisa menganjurkan agar para siswa yang akan mengikuti ujian di SMU 1 Belo mencari jalan alternatif. Hanya saja anjuran ini pun ternyata tak bisa menyelesaikan masalah karena seluruh akses jalan masih diblokir warga.
Dari pantauan Tempo, ratusan warga hingga siang ini masih tertahan aktifitasnya , baik yang ada di Kecamatan Belo maupun di Kecamatan Woha. Adapun warga yang kemarin sempat terhenti di sekitar pemblokiran, sejak semalam akhirnya diperbolehkan untuk meneruskan perjalanan. Namun tadi pagi, warga pendukung caleg tersebut kembali memblokir jalan yang menghubungkan Kota Bima, Kabupaten Dompu dan Sumbawa itu.
Akibatnya, ratusan bahkan hingga ribuan warga yang tiap harinya melintas jalur tersebut tidak akan bisa lewat. "Untuk sementara kami belum akan mengalihkan jalur," kata Kepala Kepolisian Resor Bima Ajun Komisaris Besar IGPG Ekawana Prasta.
Kepala SMU 1 Belo, Taslim, mengatakan ada 13 siswanya yang molor mengikuti ujian akibat aksi pemblokiran jalan itu. "Benar, ada 13 siswa kami terlambat satu jam ke sekolah akibat ada pemblokiran jalan," kata Taslim.
AKHYAR M NUR