TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya, A. Prasetyantoko, menyebutkan penetrasi perbankan di Indonesia baru sekitar 30 persen. "Jadi market masih potensial, besar sekali. Terlebih kalu menyasar kredit mikro," katanya seusai seminar mengenai masa depan keuangan perbankan, Senin, 14 April 2014.
Ia mengungkapkan, jika ada pihak yang membidik kredit mikro, keuntungan atau net interest margin (NIM) mampu mencapai 12-13 persen. Prasetyantoko menjelaskan, angka ini bisa begitu tinggi lantaran tidak adanya kompetisi.
"Di microbanking yang penting akses. Asal ada, pasti diambil meski mahal," ucapnya.
Prasetyantoko pun menuturkan profit BRI pada 2013 tercatat Rp 21 triliun. Sedangkan profit Mandiri dan BCA tahun lalu masing-masing Rp 18 triliun dan Rp 14 triliun. Ia menyatakan perolehan BRI merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN
Ia mengatakan NIM perbankan di Indonesia besar. Bahkan, Prasetyantoko melanjutkan, tidak ada negara yang memiliki NIM lebih besar dibanding Indonesia. Ia menyebut hal ini sebagai bukti adanya potensi yang besar di Indonesia.
MARIA YUNIAR