TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Ja'far mengatakan kesuksesan partainya bertengger di posisi lima dalam perolehan suara versi hitung-cepat pada pemilu legislatif bukan disebabkan Rhoma Effect, melainkan kreativitas Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Ini karena NU Effect dan kecanggihan Pak Ketum dalam me-manage partai dan menggaet tokoh nasional sebagai basis elektoral," ujar Marwan di Warung Daun, Cikini, Ahad, 13 April 2014. Strategi Muhaimin, menurut Marwan, mampu mengembalikan suara PKB yang sempat pindah ke partai lain pada Pemilu 2009. "Ibaratnya yang indekos sudah kembali pulang." (Baca: Muhaimin Sebut Dirinya Layak Jadi Cawapres).
Meningkatnya suara PKB mengundang PDI Perjuangan, yang diperkirakan menang pada pemilu legislatif kali ini, merapat ke PKB. Kemarin, Joko Widodo, calon presiden dari PDI Perjuangan, berkunjung ke kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Jokowi yang datang pukul 17.35 WIB langsung disambut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
PKB saat ini mengajukan nama Muhaimin Iskandar, Mahfud Md., dan Jusuf Kalla sebagai pendamping Jokowi, sapaan Joko Widodo, untuk maju dalam pemilu presiden Juni mendatang. Padahal, partai hijau tersebut sempat menjalin kesepakatan untuk menjadikan Rhoma Irama, Mahfud Md., dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden. (Baca pula: 3 Skenario Ideal Koalisi Partai Jelang Pilpres).
Namun, Marwan menyebut perjanjian dengan tiga tokoh tersebut adalah menjadi capres, bukan cawapres. "Posisi cawapres ini memang diluar kesepakatan capres, ada tersendiri. Oleh karena itu, ini masih tahap proses semuanya mungkin," kata Marwan. Secara khusus ia berterima kasih pada Rhoma dan tokoh lain yang bekerja sangat luar biasa membantu PKB.
TIKA PRIMANDARI