Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Kematian Aktivis Lingkungan Meningkat Tajam  

Editor

Rosalina ocha

image-gnews
Sejumlah aktivis dari LSM Avaaz saling bergandengan tangan saat melakukan aksi di depan Kongres Nasional di Brasilia, Brasil (18/9). REUTERS/Ueslei Marcelino
Sejumlah aktivis dari LSM Avaaz saling bergandengan tangan saat melakukan aksi di depan Kongres Nasional di Brasilia, Brasil (18/9). REUTERS/Ueslei Marcelino
Iklan

TEMPO.CO, London - Pembunuhan terhadap para aktivis lingkungan dan pembela tanah rakyat tercatat meningkat selama dekade terakhir. Sebuah laporan yang dirilis Global Witness mencatat, kasus kematian para aktivis tersebut pada 2012 hampir tiga kali lipat lebih tinggi dibanding sepuluh tahun lalu.

Global Witness merupakan organisasi yang aktif melakukan penyelidikan dan advokasi persoalan sumber daya alam yang berkaitan dengan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan kerusakan lingkungan.

Hasil investigasi yang dilakukan Global Witness, pada 2012 ditemukan ada 147 kasus kematian aktivis, atau naik dibandingkan pada 2002 lalu yang tercatat 51 kasus. Dalam laporan juga disebutkan, sepanjang 2002 hingga 2013, setidaknya 908 aktivis tewas di 35 negara. Selain itu, angka kematian meningkat dalam empat tahun terakhir dengan rata-rata dua aktivis tewas dalam satu minggu.

Angka ini belum sepenuhnya memasukkan data kematian yang berada di wilayah terisolasi seperti Afrika dan sejumlah negara Asia. Global Witness juga tidak memasukkan data kematian dari wilayah dengan rezim otoriter dan kelompok masyarakat sipil yang tergolong lemah, seperti Republik Afrika Tengah, Zimbabwe, dan Myanmar.

"Kebanyakan mereka yang menghadapi ancaman adalah orang-orang yang menentang perampasan tanah rakyat, penambangan, dan perdagangan kayu industri," bunyi laporan Global Witness seperti dilansir The Guardian, Selasa, 15 April 2014. Lainnya tewas karena melakukan protes terhadap pencemaran, pembuangan limbah, dan konservasi satwa liar.

Brasil menjadi negara dengan kasus kematian aktivis pembela sumber daya alam terbanyak, dengan 448 kasus sepanjang 2002-2013. Sayangnya, hanya ada 10 kasus kematian yang akhirnya diproses hukum di Brasil selama 12 tahun terakhir. Isolate Wichinieski, Koordinator Nasional dari Commisao Pastoral da Terra, mengatakan, "Apakah kasus-kasus kekerasan sudah kebal hukum?"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya Honduras dan Peru dengan 58 kasus kematian. Di Asia, Filipina menjadi negara dengan kasus kematian aktivis terbanyak yakni 67 kasus, diikuti Thailand sebanyak 16 kasus. Lebih dari 80 persen dari kematian yang tercatat berada di kawasan Amerika Latin dan Amerika Tengah.

Penyelidikan terhadap informasi pelaku kemudian digali. Diketahui, ada 294 pelaku pembunuhan dari 448 kasus, di mana 54 pelaku teridentifikasi sebagai polisi atau militer.

Oliver Coutney, juru kampanye senior di Global Witness mengatakan ada beberapa gejala yang jelas dari krisis lingkungan global, melihat meningkatnya kasus kematian bagi para aktivis pembela hak lingkungan dan mata pencaharian, yang berjuang dari penyalahgunaan kekuasaan oleh perusahaan dan negara. "Pemerintah gagal melindungi warga negaranya dan masyarakat internasional tidak peduli terhadap penderitaan mereka."

Masyarakat adat di beberapa negara merupakan kelompok yang paling tersisihkan. Beberapa di Guatemala dan Honduras mengatakan kepada The Guardian bahwa mereka tidak tahu bahwa lahan mereka direbut dan dijual ke pihak lain sampai tiba-tiba aparat keamanan yang bekerja untuk perusahaan pertambangan datang. Penolakan mereka seringkali justru dianggap sebagai tindakan anti-pembangunan, lalu mereka akan menghadapi tuduhan perdata maupun pidana.

THE GUARDIAN | ROSALINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mkhitaryan Mundur dari Timnas Armenia Setelah 6 Pemain AS Roma Positif COVID-19

11 November 2020

Penyerang AS Roma Henrikh Mkhitaryan (kiri) sedang berduel memperebutkan bola dalam pertandingan Liga Italia melawan Hellas Verona di Stadion Marc Antonio Bentegodi, Verona, Sabtu (19 September 2020). (/REUTERS/DANIELE MASCOLO)
Mkhitaryan Mundur dari Timnas Armenia Setelah 6 Pemain AS Roma Positif COVID-19

Penyerang AS Roma, Henrikh Mkhitaryan, mengundurkan diri dari timnas Armenia setelah enam rekan setimnya dinyatakan positif COVID-19.


Armenia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Suriah  

14 Februari 2017

Pejuang pemberontak bersiap menembakkan mortir ke arah pasukan Presiden Bashar al-Assad, di sekitar Armenia Kasab, Suriah (27/4) . REUTERS/Alaa Khweled
Armenia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Suriah  

Bantuan kemanusiaan Armenia itu merupakan yang kedua kalinya dikirim ke Suriah.


Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Siap Ekspor Kopi ke Armenia

1 November 2016

Ilustrasi biji kopi. TEMPO/HARIANDI HAFID
Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Siap Ekspor Kopi ke Armenia

Kedua negara juga menandatangani visa extension untuk pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas.


Pria Bersenjata Kuasai Kantor Polisi di Armenia  

18 Juli 2016

Barikade polisi menahan langkah ribuan demonstran di Yerevan, Armenia, 23 Juni 2015. Unjuk rasa menolak kenaikan harga listrik ini berakhir ricuh karena dibubarkan paksa oleh polisi. AP/Hrant Khachatryan
Pria Bersenjata Kuasai Kantor Polisi di Armenia  

Sejumlah pria bersenjata menguasai sebuah kantor polisi di ibu kota Armenia, Yerevan, serta menyandera beberapa orang.


Ke Monumen Genosida, Paus Serukan Armenia-Turki Rekonsiliasi  

26 Juni 2016

Paus Fransiskus saat mengunjungi monumen para korban genosida di Armenia. armenpress.an
Ke Monumen Genosida, Paus Serukan Armenia-Turki Rekonsiliasi  

Paus Fransiskus berkunjung ke monumen kenangan peristiwa genosida 1,5 juta warga Armenia oleh pasukan Kerajaan Ottoman. Ini doa dan harapannya.


Rakyat Armenia Tertarik Tenun Ikat Indonesia

17 Juni 2014

Pengunjung
Rakyat Armenia Tertarik Tenun Ikat Indonesia

KBRI Kiev menggelar pameran promosi pertama di Armenia.


Kandidat Presiden Armenia Ditembak  

1 Februari 2013

Kandidat presiden Armenia, Paruir Airikian. wikipedia.org
Kandidat Presiden Armenia Ditembak  

Kasus ini dapat menghambat pemilu presiden Armenia yang akan digelar 18 Februari 2013 mendatang.


Carter: Blair Terlalu Patuh pada Amerika

27 Agustus 2006

Carter: Blair Terlalu Patuh pada Amerika

Bekas presiden Amerika Serikat Jimmy Carter mengkritik keras Perdana Menteri Inggris yang dinilainya terlalu patuh dan tunduk pada pemerintahan Presiden George W. Bush di Washington.