TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan ponsel kopilot Malaysia Airlines MH370, Fariq Abdul Hamid, diaktifkan saat pesawat hilang dari radar. Tidak hanya itu, Fariq sempat membuat panggilan ke menara telekomunikasi Penang, tetapi tak ada jawaban.
Kepada wartawan CNN, Pamela Brown, Senin, 14 April 2014, pejabat ini menuturkan sebuah menara telepon seluler di Penang mendeteksi ponsel milik Fariq. Ponsel tersebut berusaha mencari layanan kira-kira sekitar 30 menit setelah pihak berwenang menduga pesawat tersebut berbelok tajam ke arah barat.
Jika ponsel Fariq bisa berfungsi dan berusaha membuat panggilan, maka diduga pesawat tersebut terbang rendah. Sebab, pesawat masih mendapatkan sinyal untuk membuat pangilan.
Sebelumnya, pada Sabtu kemarin, sebuah laporan di surat kabar Singapura, The News Straits News menyebutkan bahwa kopilot melakukan panggilan telepon sebelum pesawat tersebut hilang. Namun, laporan ini langsung dibantah oleh Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein. “Saya tidak bisa mengomentari hal itu. Jika hal itu benar, kami seharusnya sudah tahu lebih awal,” katanya kepada wartawan.
Senada dengan pernyataan Hishammuddin, analisis keamanan David Soucie yang juga terlibat dalam pencarian MH370 membantah kabar ini. Menurut dia, pilot seharusnya mematikan ponsel mereka. “Sangat langka untuk menggunakan ponsel di dalam kokpit,” katanya.
Pencarian MH370 yang hilang sejak 8 Maret lalu belum juga membuahkan hasil. Banyak spekulasi bermunculan mengenai hilangnya pesawat berpenumpang 239 orang ini. Laporan surat kabar Rusia bahkan menyebutkan pesawat ini dibajak dan berada di Afganistan.
Di lain pihak, tim pencari gabungan masih terus memusatkan pencarian di selatan Samudra Indonesia, sekitar 2.500 kilometer barat daya Perth.
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Terpopuler
Inggris Didesak Ungkap Penyiksaan di Diego Garcia
Warga Rusia Diminta Tak Kunjungi AS dan Sekutunya
Amerika Tuduh Rusia Gelar Kekerasan di Ukraina