TEMPO.CO, Seoul - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Selasa, 15 April 2014, menyatakan permohonan maafnya atas skandal yang mengguncang badan intelijen negaranya. Pejabat badan intelijen Korea Selatan didakwa melakukan konspirasi untuk merekayasa bukti terhadap seorang pria yang dituduh menjadi mata-mata Korea Utara .
Kasus ini adalah yang terbaru dalam kontroversi panjang yang menandai kemelut sepanjang sejarah Dinas Intelijen Nasional (National Intelligence Service), yang memicu munculnya seruan reformasi. Namun badan intelijen Korea Selatan dikenal selalu menolak berubah.
Park memperingatkan, badan intelijen harus memperbaiki cara-cara mereka.
"Saya menyesal, praktek yang salah dan lemahnya sistem pengawasan Dinas Intelijen Nasional yang terungkap ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, dan saya meminta maaf untuk itu," kata Park dalam pertemuan kabinet.
Ayah Park, Park Chung-hee, dibunuh pada 1979 oleh kepala badan intelijen negara ini, sebelum bernama Dinas Intelijen Nasional, di puncak perebutan kekuasaan yang melibatkan para pembantu dekat mendiang presiden itu.
Badan intelijen telah mengalami dua perubahan nama dan berbagai reformasi organisasi dalam upaya untuk melepaskan citra badan ini sebagai alat politik presiden yang berkuasa dan membuatnya lebih berfokus pada aksi kontraspionase terhadap Korea Utara.
Korea Selatan dan tetangganya yang miskin dan tertutup, Korea Utara, secara teknis masih dalam perang setelah konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata belaka, bukan perjanjian damai. Korea Utara acap mengancam Korea Selatan dan sekutu utama Negeri Ginseng, Amerika Serikat.
Pada Senin lalu jaksa mengumumkan dakwaan terhadap dua pejabat badan intelijen setelah ditahan pada Maret lalu karena dicurigai terlibat upaya rekayasa atas dokumen imigrasi Cina untuk mendukung penanganan kasus terhadap seseorang yang dituduh sebagai mata-mata Korea Utara.
Namun jaksa mengatakan tidak menemukan alasan untuk yakin bahwa pejabat senior badan intelijen, termasuk pemimpinnya, Nam Jae-joon, terlibat dalam konspirasi itu. Jaksa memutuskan penyelidikan terhadap badan ini dihentikan. Pihak oposisi keberatan atas keputusan jaksa ini.
Tahun lalu, badan intelijen itu juga diguncang oleh tuduhan bahwa mereka menjalankan kampanye rahasia untuk membantu memenangkan Park, kandidat pihak konservatif, yang berujung pada dakwaan terhadap sejumlah pejabat, termasuk mantan pemimpinnya, Won Sei-hoon.
Won telah diadili dan menunggu sidang vonis. Park mengaku tidak sadar bahwa ada aktivitas badan intelijen yang membantunya memenangi pemilu Desember 2012.
REUTERS | ABDUL MANAN
Berita Lainnya
MH370 Dibajak, Ini Penjelasan Jurnalis Afganistan
Jet Rusia Intai Kapal Perang AS di Laut Hitam
Kata Istri PM Malaysia Soal MH370
Gadis 14 Tahun Ancam Terorisme di Twitter
Liput Perang di Suriah, 3 Jurnalis Libanon Tewas
Sempat Gagal, Bluefin Menyelam Lagi Cari MH370