TEMPO.CO, Turin - Bintang sepak bola Italia, Andrea Pirlo, baru saja meluncurkan buku biografinya yang berjudul I Think Therefore I Play. Dalam buku tersebut, gelandang milik Juventus itu mengungkapkan rasa frustrasinya saat AC Milan kalah dalam adu penalti dari Liverpool pada final Liga Champions musim 2004/2005 di Istanbul, Turki.
Kekalahan Milan dari Liverpool memang menyakitkan. Saat itu Pirlo dan kawan-kawan menutup babak pertama dengan keunggulan 3-0. Namun, Liverpool mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3, dan kemudian menang melalui adu penalti. "Setelah di Istanbul, saya berpikir untuk pensiun. Final Liga Champions 2005 mencekik saya," uja Pirlo.
"Ketika pertandingan menyakitkan itu selesai, kami duduk seperti sekelompok orang gila di ruang ganti di Stadion Ataturk. Mungkin akan ada sebuah bunuh diri massal di mana kami semua bergandengan tangan dan melompat dari Jembatan Bosphorus. Mereka menghancurkan mental kami," ujar Pirlo.
Pirlo adalah salah satu pemain Milan yang gagal mengeksekusi tendangan saat adu penalti. Saat itu publik menilai gaya kiper Liverpool, Jerzy Dudek, menjadi biang kekalahan Milan. "Namun, itu tidak benar. Bagaimana itu terjadi saya tidak tahu. Yang pasti harus disalahkan adalah seluruh tim," kata pemain 34 tahun itu.
"Saya tidak lagi merasa seperti pemain dan itu sangat menghancurkan. Namun, yang lebih buruk, saya tidak lagi merasa seperti seorang pria. Insomnia, kemarahan, depresi, dan rasa ketiadaan membuat kami menemukan penyakit baru: sindrom Istanbul," ujar Pirlo.
DAILY MAIL | JOKO
Baca Juga:
Liga Indonesia | Liga Inggris | Liga Spanyol | Liga Italia | Liga Champions | Piala Dunia 2014 | Transfer Pemain
Berita Terpopuler:
Hajar Udinese, Juventus Kokoh di Puncak Seri A
Everton Mati-matian Incar Tiket Liga Champions
Llorente Menatap Scudetto Pertama di Juventus
Conte: Juventus Belum Juara Seri A
Pelatih Udinese Puji Kekuatan Juventus