TEMPO.CO, Karanganyar - Seorang guru honorer dari sekolah menengah atas (SMA) swasta di Boyolali, terlibat jual-beli kunci jawaban soal ujian nasional untuk SMA dan sederajat. Guru honorer berinsial DW itu, mendapat kunci jawaban dari kepala sekolah SMA swasta di Boyolali.
”Guru honorer itu menjual kunci jawaban kepada tersangka lain yaitu MRP, GM, dan JS. Lantas dijual ke pelajar di Karanganyar,” kata Komisaris Polisi Sarini, Wakil Kepala Polisi Karanganyar, saat gelar perkara, Rabu (16/4).
Namun dia enggan menyebutkan nama lengkap para tersangka yang saat ini ditahan. Selain DW, tiga tersangka lain yang ditahan, MRP, GM, dan JS disebut pengangguran.
Komplotan itu, mengaku menjual kunci jawaban soal UN di Boyolali, Karanganyar, Sragen, dan Surakarta. Polisi berhasil menangkap tersangka saat bertransaksi dengan dua pelajar di Karanganyar. “Dua pelajar ini harus membayar Rp 7 juta, baru dibayar Rp 3,5 juta dan sisanya dilunasi setelah ujian,” katanya.
Dia mengaku belum dapat memastikan apakah kunci jawaban yang dijual tersangka sesuai dengan kunci jawaban yang benar. “Akan kami pastikan ke Dinas Pendidikan,” kata Sarini.
Seorang sumber di Kepolisian Karanganyar, mengatakan polisi tidak ingin gegabah menangani kasus tersebut. Bahkan untuk pengenaan pasal pidananya, masih belum ada kata sepakat. “Kami masih mencari pasal yang paling sesuai,” katanya.
Sumber lain mengatakan penyelidikan kasus tergantung kebenaran kunci jawaban tersebut. Jika kunci jawaban memang benar sesuai, mereka bisa dikenakan pasal membocorkan dokumen negara. “Tapi kalau ternyata palsu, berarti masuk pasal penipuan. Mereka sudah merekayasa kunci jawaban,” katanya.
Ketua Panitia Ujian Nasional SMA di Karanganyar, Agus Harijanto, mengaku baru tahu ada kebocoran itu. Menurutnya hampir tidak mungkin kebocoran terjadi di Karanganyar. “Karena ada pengawasan berlapis. Dari guru, Dinas Pendidikan, dosen, sampai polisi,” katanya.
Terkait peredaran kunci jawaban itu berasal dari Boyolali, dia mengaku akan mengklarifikasi kepada mereka yang terlibat yaitu siswa. “Kami juga akan bertanya ke sekolah,” katanya.
Dia pun belum bisa memastikan, apakah kunci jawaban itu benar dan sesuai soal yang diujikan kepada siswa. Sebab, kata dia, yang tahu apakah kunci jawaban yang beredar tersebut benar, adalah pemerintah pusat. “Kami akan segera lapor kepada pemerintah pusat,” kata dia. UKKY PRIMARTANTYO