TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi sejumlah lembaga survei menempatkan perolehan suara PKPI berada di posisi buncit dengan 1,10 persen suara. Tak ayal, perolehan mini itu membuat caleg PKPI Camel Petir sempat drop.
"Saya drop, bahkan sempat sakit," kata Camel saat dihubungi Tempo, Rabu, 16 April 2014. Camel terang-terangan mengaku merasa terbebani dengan perolehan suara yang jauh dari target. Padahal, partai pimpinan Sutiyoso ini menargetkan 3,70 persen suara dalam pemilu legislatif.
Selain itu, rasa tertekan yang dialami Camel diakuinya karena merasa iba dengan rekan-rekannya yang telah berjuang untuk mendapatkan suara. "Kalau saya tak terpilih, tak apalah, tapi saya kasihan dengan teman-teman saya yang telah berjuang," kata model majalah dewasa ini.
Selama musim kampanye pemilihan legislatif beberapa waktu lalu, Camel menjadi juru kampanye. Dia berkeliling sejumlah daerah, bahkan ke luar negeri agar partainya mendapat suara yang memuaskan. Saat mengetahui hasil suara PKPI versi quick count jauh dari target, sejumlah teman-teman dari berbagai pelosok Indonesia menghubungi Camel. Mereka berkeluh kesah dan mempertanyakan hasil perolehan suara partainya.
Kondisi itu membuat Camel stres. Untuk mengurangi rasa tertekannya, artis bernama asli Camel Panduwinata Lubis ini pun banyak makan cokelat. "Saya tambah gemuk. Berat badan saya naik dua kilogram," kata dia.
Camel menjadi caleg PKPI nomor urut 3 untuk daerah pemilihan Jakarta II. Di sini Camel bertarung dengan sejumlah nama beken lainnya, seperti Hidayat Nur Wahid (PKS), Melani Leimena (Demokrat), dan Jenny Rachman (Demokrat).
Untuk meraih satu kursi di dapil ini, para caleg mesti meraih suara minimal sekitar 50-60 ribu. Suara sementara yang didapat Camel hingga kini baru mencapai 15 ribu suara. Tapi dia tetap menyimpan asa bisa terpilih. "Saya masih terus berdoa agar dapat cukup suara," kata dia.
AMIRULLAH
Berita Terpopuler
Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
MH370 Dibajak, Ini Penjelasan Jurnalis Afganistan