TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mualadi mengatakan partainya belum berniat ikut bergabung dengan poros baru dalam pemilihan presiden nanti. "Sementara ini, kami lirik-lirikan dulu ke Jokowi dan Prabowo," kata Viva saat dihubungi, Rabu, 16 April 2014.
Menurut Viva, hingga kini partai masih membangun komunikasi intensif dengan dua partai, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra. Pada pemilihan presiden 9 Juli nanti, PDIP akan mengusung Jokowi, sedangkan Gerindra menyorongkan Prabowo. Namun kedua calon presiden belum memutuskan calon wakil presiden masing-masing.
Viva mengatakan kepada kedua capres, PAN menyodorkan nama Ketua Umum Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Saat ini partainya masih menunggu jawaban dan arah koalisi dari kedua tokoh. Namun, bila tak ada sinyal bagus, tak tertutup kemungkinan PAN akan bergabung bersama koalisi baru yang tengah diwacanakan. "Tapi kan poros baru itu belum terbentuk, baru wacana. Sementara ini, kami akan mengembangkan dulu komunikasi yang sudah ada."
Menurut Viva, dalam membangun koalisi, PAN tak terlalu memperhatikan ideologi partai. Yang paling penting mitra koalisi nanti punya kesepahaman bersama tentang arah kebijakan dalam kesejahteraan, ekonomi, dan pembangunan. "PAN tak membatasi diri. PAN hanya ingin membangun koalisi yang bisa meneruskan agenda reformasi jilid dua."
Dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, PAN meraih suara sekitar 6,5 persen. Namun Viva mengatakan angka ini bisa saja berbeda dengan real count berdasarkan rekapitulasi suara KPU. Karena itu, partainya baru akan memutuskan arah koalisi setelah suara resmi yang diperoleh partai diumumkan KPU.
IRA GUSLINA SUFA
Terpopuler
Kata Istri PM Malaysia Soal MH370
Mesin Penjual Mariyuana Pertama Dunia Ada di AS
Kasus Kematian Aktivis Lingkungan Meningkat Tajam