TEMPO.CO, Icheon - Spekulasi mulai bermunculan tentang penyebab tenggelamnya feri Sewol di perairan Jindo, Icheon, Korea Selatan, Rabu, 16 April 2014. Feri ini awalnya dijadwalkan meninggalkan dermaga Icheon pukul 18.30, Selasa. Namun, karena kabut tebal, perjalanan itu ditunda hingga pukul 21.00 dengan membawa 475 penumpang ke Pulau Jeju.
Tim penyelamat mengatakan kemungkinan kapten kapal mengubah jalur untuk mempersingkat waktu perjalanan karena penundaan sebelumnya. Namun juru bicara operasi feri Chonghaejin mengatakan perubahan jalur tidak terlalu berpengaruh.
"Memang kapten mengubah jalur tapi tidak terlalu jauh dan masih dalam batas aman," kata juru bicara itu seperti dilaporkan The Chosun Ilbo, Kamis, 17 April 2014.
Adapun para ahli maritim menyatakan feri bisa saja menghantam batu karang meski hanya sedikit mengubah jalur, apalagi dalam kabut tebal. Sejumlah ahli pun setuju dengan kemungkinan ini. Bahkan dugaan tersebut diperkuat dengan pernyataan salah seorang penumpang yang selamat.
"Penumpang diminta tetap di tempatnya. Lalu saya mendengar suara 'bom' sebelum kapal tenggelam ke air," kata Cha Eun-ok, penumpang yang berada di dek kapal sebelum bencana terjadi dan berhasil selamat, seperti dilaporkan Daily Mail.
Chung Yong-hyun, salah satu anggota tim penyelam yang ikut pencarian, pun membenarkan adanya lubang seperti bekas benturan. "Sebuah lubang besar yang disebabkan oleh batu karang adalah alasan yang paling mungkin sebagai penyebab masuknya air ke dalam kapal," katanya.
Namun Hwang Dae-shik dari Penyelamat Kelautan mengatakan, berdasarkan laporan nelayan setempat, di lokasi tenggelamnya feri tidak banyak terdapat batu karang. "Namun kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut," katanya.
RINDU P. HESTYA | CHOSUN ILBO
Berita Lain:
Remaja Putri Ini 9 Tahun Dikurung di Garasi
Feri Karam di Korsel, 300 Orang Belum Ditemukan
Inilah Bandara Futuristik di Dunia