Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Iklim, Ancaman Bencana Meningkat  

image-gnews
Sejumlah warga dan petugas membuat aliran air di sungai yang dipenuhi material vulkanik erupsi Gunung Kelud, agar air sungai yang tertahan material vulkanik dapat mengalir setelah guyuran lahar dingin menerjang Sungai Konto di desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kediri (19/2). TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah warga dan petugas membuat aliran air di sungai yang dipenuhi material vulkanik erupsi Gunung Kelud, agar air sungai yang tertahan material vulkanik dapat mengalir setelah guyuran lahar dingin menerjang Sungai Konto di desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kediri (19/2). TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Ancaman bencana alam diprediksi bakal meningkat setiap tahun akibat perubahan iklim secara global. Bencana meliputi bencana geologi, hidrometeorologi, biologi, dan lingkungan.

"Sekitar 97 persen merupakan bencana hidrometeorologi seperti puting beliung, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan, dan hutan dan gelombang pasang," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, saat pelatihan jurnalis tanggap bencana, Kamis, 17 April 2014.

Selama sepuluh tahun terakhir terjadi 10.648 bencana, 274.464 orang meninggal dan 18.866 orang hilang. Sebagian besar penduduk Indonesia menghuni daerah rawan bencana. Sebanyak 411 kabupaten/kota merupakan daerah bahaya gempa bumi dengan level sedang hingga tinggi, sebanyak 218,2 juta penduduk bermukim di daerah bahaya tersebut. Sedangkan 200 kabupaten/kota bahaya tsunami berpenduduk 4,8 juta jiwa.

Sebanyak 127 gunung api aktif atau 13 persen gunung api di dunia berada di 75 kabupaten/kota. Sebanyak 3,85 juta jiwa penduduk terpapar bahaya erupsi gunung api mulai sedang hingga tinggi. Sebanyak 315 kabupaten/kota rawan banjir, berpenduduk 60,9 juta jiwa. Sedangkan 124 juta jiwa penduduk bermukim di daerah tanah longsor tersebar di 274 kabupaten/kota.

Selain itu, 404 kabupaten/kota berada di daerah bahaya puting beliung. Sebanyak 114,8 juta jiwa terpapar bahaya puting beliung mulai rendah sampai tinggi. Saat ini belum ditemukan teknologi sistem peringatan dini untuk mendeteksi puting beliung. Kejadiannya cepat dan sesaat, sekitar 10 menit dengan daerah terdampak seluas radius dua kilometer.

Selama 1815-2014 terjadi 13.416 kejadian bencana. Dampaknya, 228.977 jiwa meninggal, 395.335 terluka, hampir 31 juta jiwa menderita dan mengungsi. Kerugian akibat bencana mencapai ratusan triliun rupiah. Sebagian besar bencana terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Lantaran, sekitar 60 persen penduduk tinggal di Pulau Jawa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menghadapi ancaman bencana BNPB berperan mulai sebelum bencana, saat bencana hingga setelah bencana. Kesiapsiagaan sebelum bencana meliputi mitigasi bencana, pencegahan, rencana siaga, dan peringatan. Sedangkan saat tanggap darurat meliputi operasi tanggap darurat, rencana operasi, dan kajian darurat. Sedangkan setelah bencana melakukan kerja pemulihan meliputi rehabilitasi, rekonstruksi, dan pembangunan kembali.

Untuk menjalankan tugasnya, BNPB membutuhkan anggaran sebesar Rp 15 triliun. Namun, anggaran yang tersedia sebesar Rp 1,5 triliun. Keterbatasan anggaran tak menyurutkan kerja kemanusiaan dan kerja sosial BNPB yang mengoptimalkan kerja dengan dana yang tersedia.

EKO WIDIANTO

Berita lain:
Wanita Italia Koma di Bali, Napoli Galang Dana
Belanda Bantu PT PAL Produksi Kapal Perusak Rudal
Kasus Murid TK JIS, Korban Baru Versi Komnas Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Foto : UNNES
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.


Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 30 Maret 2016.  Berdasarkan pantauan BPBD, longsoran diperkirakan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah dan dikhawatirkan akan semakin meluas. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.


Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.


Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.


Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

TEMPO/Budi Purwanto
Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.


3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.


Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

ANTARA/Agus Bebeng
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.


Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya  terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.


Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.


Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.