TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf, mengatakan koalisi calon presiden dan wakil presiden paling ideal adalah kombinasi sipil dan militer, Jawa dan non-Jawa. "Ini memang kuno, tapi realitasnya dibutuhkan. Masih menentukan sekian persen," kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Kombinasi keduanya dipandang Gus Ipul sangat dibutuhkan masyarakat. Meski demikian, nama-nama bakal calon yang ada sekarang ini belum bisa ditentukan. Tidak juga oleh survei. Sebab, prediksi bisa berubah-ubah. "Survei sekarang, bisa saja berbeda minggu depan," ujar bekas Ketua GP Anshor ini.
Menurut Gus Ipul, bakal calon pemimpin bangsa ini masih bergantung pada dinamika politik selama tiga bulan ke depan. Masyarakat akan mencari figur yang mampu mengatasi permasalahan pokok bangsa.
Setidaknya ada empat permasalahan yang harus dijawab oleh calon pemimpin. Soal disintegrasi dan konflik berlatarbelakang SARA serta terorisme. Berikutnya tentang Asean Free Trade Agreement, globalisasi, masalah internasional dan ekonomi dengan negara lain yang tentunya cukup serius dan tidak mudah.
Selain itu, ada juga masalah ledakan penduduk. Satu hal tak kalah penting adalah dibutuhkan pemimpin yang berani dan tegas untuk menghadapi keadaan dan persoalan yang ada.
Dinamika politik menjelang pemilu presiden juga sangat bergantung pada opini yang dibangun di tengah masyarakat. Perlu ada sosok yang bisa membangun persepsi dan opini publik tentang calon tersebut. "Masyarakat butuh pemimpin antikorupsi, jujur, dan bisa jadi bapak untuk rakyat," ujarnya.
Para calon itu juga harus terkonfirmasi dengan kebutuhan masyarakat hari ini. Gus Ipul yakin selama tiga bulan menjelang pemilu presiden akan melihat adanya kampanye negatif terhadap sosok-sosok tertentu. Namun, mereka yang dipercaya adalah sosok yang langsung dirasakan dan mengena ke rakyat. "Kalau enggak, ya enggak akan diikuti. Akan dianggap angin lalu," kata dia.
Disinggung soal nama Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Gus Ipul mengakui keduanya merupakan figur kuat sebagai bakal calon presiden. Namun, pemenangnya tidak bisa ditentukan hari ini. Itu semua bergantung pada dinamika politik dan manajerial kampanye kedua calon.
AGITA SUKMA LISTYANTI