TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina (Rois 'Aam) Nahdlatul Ulama Musthofa Bisri menilai Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj tak mengerti politik. Said, kata Gus Mus--panggilan Musthofa--dipolitisasi dalam perayaan hari ulang tahun Partai Kebangkitan Bangsa, yang lalu dipakai iklan partai tersebut dalam berkampanye.
"Dipolitisasi begitu itu kok Ketum PBNU polos," kata Gus Mus di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu malam 16 April 2014. "Said lalu diklaim membuat 'Ketum PBNU effect' atas perolehan PKB sekitar 9 persen."
Warga NU, kata dia, terjebak pada masa lalu. "NU selalu mengklaim berkontribusi dalam membangun NKRI," katanya. Padahal, kata dia, kebanyakan warga NU belum bisa mandiri di beberapa hal, seperti politik dan ekonomi.
Said Aqil, kata Gus Mus, tak mampu mendirikan jamiyah (sistem organisasi) dalam NU. "Adanya jemaah (kelompok)," kata dia. Sehingga, kata dia, tiap pengurus wilayah NU akan memiliki preferensi dalam politik. "Tak padu dengan yang di atas."
Said mengakui ia tak lihai berpolitik. "Saya bersyukur," kata dia. Ia hanya ingin mengembalikan NU di jalan khitah, yakni tak melibatkan NU dalam politik praktis.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca juga:
Rudi Rubiandini Akui Terima Gratifikasi Rp 10 M
Tata Kota Jakarta Kalahkan Manila dan Addis Adaba
Dirut Pelindo Akui Menunjuk Langsung untuk Proyek Crane
Jokowi Muncul Lagi di Soal UN Bahasa Inggris untuk SMA
Pesawat Kepresidenan Jajal Terbang, Ini Rutenya