TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, membantah kedatangannya ke kantor Nahdlatul Ulama bertujuan menggalang dukungan untuk maju sebagai calon wakil presiden pada pemilihan presiden. "Enggak, enggak ada," katanya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Jumat, 18 April 2014.
Kalla tak mau menjelaskan maksud kedatangannya pada Rabu, 16 April 2014, itu. Kalla juga belum mau berkomentar tentang namanya yang masuk dalam bursa calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo alias Jokowi, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. (Baca: Jika Kalla Wapres Jokowi, Warga NU Dukung Prabowo)
Baca Juga:
Pendapat sama juga disampaikan Kalla setelah menghadiri pertemuan dengan pengurus NU. Dia mengatakan pertemuannya tak sedikit pun menyinggung masalah politik. "Saya selalu hadir saat diundang rapat di kantor PBNU," katanya. "Kebetulan saja momen ini dekat pemilihan presiden."
Dia juga tak berkomentar tentang hasil sigi yang menempatkan namanya pada urutan teratas calon wakil presiden. Lembaga komunikasi Triliant Path pada Rabu lalu, misalnya, menyatakan Kalla sering disebut sebagai calon wakil presiden terkuat mengalahkan Mahfud Md. dan Hatta Rajasa. (Baca juga: Kriteria Presiden Ideal Versi Nahdlatul Ulama)
Nama Kalla juga masuk dalam daftar calon wakil presiden yang tengah dibahas PDIP. Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat--yang sudah berkoalisi dengan PDIP--Patrice Rio Capella juga membenarkan kabar masuknya nama JK dalam radar cawapres Jokowi.
IRA GUSLINA SUFA