TEMPO.CO, Sampang - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sampang belum bersikap atas rekomendasi Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur yang meminta pencoblosan ulang di 17 TPS di Desa Bira Barat, Kecamatan Ketapang. "Kami masih akan meminta pendapat dan masukan Forum Pimpinan Daerah Sampang," kata komisioner KPU Sampang, Hernandi Kusuma Hadi, Kamis, 17 April 2014.
Menurut dia, masukan dari Forpimda Sampang yang terdiri atas Bupati, Ketua DPRD, Kepala Kepolisian Resor, Komandam Kodim, Kepala Kejaksaan, dan Kepala Pengadilan dibutuhkan karena semua PPS di TPS yang dianggap bermasalah tersebut menolak pencoblosan ulang. "Semua PPS-nya tidak bersedia ada pencoblosan ulang," ujarnya, tanpa membeberkan alasan penolakan tersebut.
Namun, menurut Hernandi, selain 17 TPS di Desa Bira Barat, ada dua TPS lain di Desa Pandiangan, Kecamatan Robatal, diduga terjadi pelanggaran pemilu. "Kami berharap ada solusi terbaik atas masalah pemilu ini," katanya.
Sedangkan Ketua KPU Sampang Doviersyah enggan berkomentar soal rekomendasi pencoblosan ulang tersebut. "Saya masih ada rapat di Surabaya, nanti saja," katanya lewat sambungan telepon.
Bawaslu Jawa Timur meminta pencoblosan ulang di sejumlah TPS di Sampang. Hal itu bermula dari temuan kejanggalan perolehan suara caleg dari partai Hanura, Zeirina. Zeirina memperoleh dukungan 100 persen pemilih di sejumlah TPS di Bira Barat.
Kejanggalan lainnya yaitu seluruh pemilih di Bira Barat menggunakan hak pilihnya dan hampir tidak ditemukan suara tidak sah. Padahal, sebagian besar pemilih di Bira Barat buta huruf. Untuk menguatkan bukti terjadinya pelanggaran, Bawaslu menerjunkan tim untuk mengecek langsung ke Desa Bira Barat. Hasilnya, ditemukan banyak kejanggalan, sehingga keluarlah rekomendasi pencoblosan ulang.
Menurut catatan Tempo, kasus suara caleg 100 persen juga terjadi di Pamekasan. Seorang caleg dari PBB nomor urut 1 bernama Bahrullah memperoleh suara 100 persen di TPS 6 dan 7, Desa Potoan Laok, Kecamatan Palengaan. Kejanggalan ini telah dlaporkan ke Panwaslu Pamekasan oleh caleg dari PBB lainnya, Muhammad Tamyiz.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler:
Ini Alasan Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Masuk Kampus
Jokowi Diusir Mahasiswa ITB dari Kampus
Dahlan pun Tidak Berdaya Tagih Dividen Freeport
Pesawat MH370 Diyakini Masih Utuh di Dasar Laut
Gareth Bale: Bartra Tak Bisa Hentikan Saya