Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perbedaan Susu Kedelai untuk Balita dan Dewasa

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Susu Kedelai. vk.com
Susu Kedelai. vk.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Susu kedelai biasanya dijadikan alternatif bagi mereka yang alergi terhadap protein susu sapi. Namun pada prinsipnya ada perbedaan antara susu kedelai yang dikonsumsi balita dan orang dewasa.

Dokter spesialis anak yang juga pakar imunologi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Zakiudin Munir, mengatakan susu kedelai yang diminum anak harus diformulasi lagi. Menurut Zakiudin, protein susu kedelai untuk orang dewasa yang tidak diformulasikan (diolah lebih lanjut) masih mengandung banyak zat yang tidak baik bagi penyerapan gizi di dalam tubuh balita, salah satunya serat.

“Serat dalam protein susu kedelai ini dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh balita, makanya nanti bisa kekurangan darah,” kata Zakiudin di Jakarta Rabu, 16 April 2014.

Selain masih mengandung banyak serat, susu kedelai yang belum diformulasikan masih tinggi kadar aluminiumnya. Tingginya kandungan zat aluminium dapat mengganggu ginjal anak, terutama yang berusia di bawah lima tahun.

Karena itu, susu kedelai yang boleh diberikan kepada bayi adalah susu kedelai yang sudah diolah sedemikian rupa. Misalnya, kadar aluminium dan serat yang sudah dikurangi melalui proses yang disebut hidrolisis.

Proses hidrolisis adalah proses pemecahan suatu molekul menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan molekul air. Dalam proses hidrolisis, protein susu kedelai dipecah dengan menggunakan suatu enzim menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat dicerna dan diserap dengan baik oleh tubuh bayi. Proses hidrolisis juga mengurangi kandungan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh bayi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah dihidrolisis, susu kedelai masih harus melewati proses formulasi. Susu kedelai yang telah melalui proses ini telah ditambahkan zat lain yang berguna bagi tubuh balita, seperti vitamin. Sebab, susu kedelai yang mengalami proses hidrolisis biasanya cenderung pahit.

“Kasihan juga bayinya kalau dikasih susu kedelai yang langsung dari proses hidrolisis, makanya diberikan yang sudah diformulasikan,” kata Zakiudin. Anak baru bisa minum susu kedelai biasa bila sudah berusia lima tahun lebih.

CHETA NILAWATY

Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Pemilu 2014 | Jokowi | Prabowo

Berita terpopuler:
Trik Membujuk Korban Pelecehan TK JIS 
Dikonfirmasi Soal Nepotisme, Gubernur Ucapkan Kata Kotor
Kamis Putih, Paus Fransiskus Basuh Kaki Pria Muslim

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.


Kapan Puncak Massa Tulang dan Waktu yang Tepat Mencegah Osteoporosis

23 Oktober 2021

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Kapan Puncak Massa Tulang dan Waktu yang Tepat Mencegah Osteoporosis

Ketahui periode terbaik memumpuk "bekal" menjelang massa tulang puncak, fase kondisi tulang terbaik, dan penurunannya untuk mencegah osteoporosis.