Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tekan Obesitas dengan Makanan Rendah Kalori  

image-gnews
technorati.com
technorati.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan nutrisi global, Herbalife, meluncurkan tur kesehatan perdana di Asia-Pasifik dengan mengunjungi 30 kota di Indonesia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Makau, Singapura, dan sejumlah negara lain. Tur kesehatan pada April ini diikuti tujuh anggota Badan Penasihat Nutrisi Herbalife.

Menurut Vice President of Worldwide Nutrition Training Herbalife, dokter Rocio Medina, dengan kecenderungan meningkatnya obesitas dan penuaan dini, tur kesehatan ini berusaha menyajikan wawasan tentang gizi, gaya hidup sehat, dan aktivitas fisik menghadapi fenomena transisi gizi global.

"Kami membantu masyarakat mewujudkan gaya hidup sehat dan aktif melalui pelatihan, produk nutrisi tinggi, di tengah prevalensi obesitas yang semakin memprihatinkan," kata pakar nutrisi dan obesitas ini.

Menurut data WHO, lebih dari 1,4 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih dan 2,8 juta orang dewasa meninggal tiap tahun karena obesitas dan berat berlebih yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

Sumber Euromonitor Internasional menyebutkan, di Asia-Pasifik, obesitas meningkat pesat dan sejumlah negara diprediksi memiliki tingkat pertumbuhan obesitas tercepat dari tahun 2010 hingga 2020 yakni, Vietnam 225 persen, Hong Kong 178 persen, India 100 persen, Korea Selatan 80, 7 persen, Selandia Baru 52 persen, dan Indonesia 50 persen.

Rocio Medina mengatakan epidemi obesitas semakin banyak. Obesitas menyebabkan gangguan jantung, diabetes, dan lainnya. "Di Meksiko dan Amerika Serikat sepanjang 20 tahun ini, jumlah penderita semakin berkembang. Karena itu kami harap ini tak terjadi di negara ini," katanya.

Menurut dia, obesitas menjadi sebuah penyakit. Obesitas tak dianggap sebagai penyakit sampai tahun 1998. Banyak hal yang bisa memicu obesitas, dari lingkungan, fisiologi, genetika, hingga gangguan emosional. "Banyak faktor yang berkontribusi dan karena itu kami harus melakukan pendekatan dengan perspektif berbeda," katanya.

Penyelesaian masalah obesitas dilakukan dengan berbagai pendekatan, termasuk mengganti makanan dengan kalori rendah, kaya nutrisi, protein, serta vitamin dan mineral

Rocia mengatakan sehat itu bukan semata menurunkan berat badan, tapi membuat komposisi tubuh ideal antara kalori, lemak, massa otot, mengelola masa otot, dan mengoptimalkan nutrisi. Yang paling berisiko adalah lemak yang berada di sekeliling organ tubuh. Cara termudah untuk mendeteksinya adalah mengukur lingkar pinggang, maksimal 88 sentimeter untuk wanita, dan 102 sentimeter untuk pria.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bila makan banyak nasi, mie, dan ayam goreng, maka akan ada banyak lemak di tubuh Anda," katanya. Ia mengatakan, bila seseorang punya 30 persen protein dalam massa otot, maka itu sudah baik. Namun, di usia 40 tahun, segalanya jadi sulit dan tak mudah meningkatkan massa otot.(Baca :Penelitian: Makanan Cepat Saji Pemicu Kemalasan )

Ia juga menyarankan untuk melakukan olahraga. "Olahraga sejak dini karena diet tak akan pernah berhasil. Apalagi metabolisme semakin tua semakin menurun sehingga lemak mudah disimpan di perut. Olahraga bisa diganti dengan dansa, dua kali seminggu atau jalan kaki dua kali seminggu.

Masalah orang Asia yakni tidak bisa mengkombinasikan karbohidrat dengan lemak. "Kalau banyak konsumsi karbohidrat dan lemak bersamaan, maka tubuh akan lebih mudah menyimpan kalori dan lemak. Orang pun tak suka lagi sayuran rebus. Semua sekarang digoreng, bahkan nasi pun digoreng," katanya.

Di dunia medis, sulit sekali mengatasi masalah diet ini. "Orang tahu makanan itu mengandung lemak dan karbohidrat tidak baik, tapi tetap saja dimakan. Kami membantu memutuskan makanan baik yang dapat dimakan," katanya. 

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Perbedaan Susu Kedelai untuk Balita dengan Dewasa
Daftar Zat Makanan Pemicu Alergi
Jakarta Kota Standar Hidup Mahal
Survei Membuktikan Jakarta Serba Mahal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

1 hari lalu

Ilustrasi alpukat (Pixabay.com)
Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?


6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

16 hari lalu

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.


Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

23 hari lalu

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.


Apa Itu Diet Flexitarian?

29 hari lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.


Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

34 hari lalu

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan
Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.


Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

47 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.


5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

50 hari lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.


Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

54 hari lalu

Song Joong Ki. Foto: Instagram/@highziumstudio
Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?


Kelly Clarkson Turunkan Berat Badan karena Idap Prediabetes, Jalani Diet Protein

56 hari lalu

Kelly Clarkson. Foto: Instagram/@kellyclarksonshow
Kelly Clarkson Turunkan Berat Badan karena Idap Prediabetes, Jalani Diet Protein

Kelly Clarkson mengaku tidak terkejut didiagnosis pradiabetes. Dia kemudian memutuskan untuk menurunkan berat badan.


Manfaat Mendinginkan Nasi dalam Kulkas, Cegah Potensi Diabetes Hingga Jadi Menu Diet

28 Januari 2024

Ilustrasi nasi putih. Freepik.com/xb100
Manfaat Mendinginkan Nasi dalam Kulkas, Cegah Potensi Diabetes Hingga Jadi Menu Diet

Mendinginkan nasi dalam kulkas lalu mengolahnya sebelum dimakan bisa mengurangi kadar glikemik dalam nasi hingga mengurangi potensi diabetes.