TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera adem ayem menanggapi deklarasi dukungan Partai Persatuan Pembangunan untuk Partai Gerindra. "Sikap Ketua Umum Suryadharma Ali pasti sudah dihitung dampak positif dan negatifnya," ujar anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, Jumat, 18 April 2014.
Lagi pula, kata dia, poros partai Islam jilid II baru berupa wacana. "Baru mendengarkan aspirasi umat saja," ucap Hidayat. Menurut dia, dalam pertemuan di Cikini, sejumlah organisasi masyarakat Islam mengundang partai-partai politik berbasiskan massa Islam. (Baca: Lobi Nasi Mandi Suryadharma Ali).
"Mereka ingin partai Islam bersatu memperjuangkan aspirasi umat Islam," ujar Ketua Fraksi PKS di DPR itu. "Tapi itu memang bagian ideologi PKS." Adapun perihal koalisi, kata Hidayat, PKS masih menunggu hasil penghitungan akhir oleh Komisi Pemilihan Umum. Sebab, hasil hitung cepat dinilai tak akurat.
Buktinya, kata Hidayat, sebelum pemilihan umum legislatif, sejumlah lembaga survei memperkirakan suara partai Islam anjlok. Namun dalam hitung cepat seusai pemilu 9 April, partai Islam meraup suara di atas perkiraan. "Koalisi seharusnya mengacu pada real count, bukan quick count. Bagaimana mungkin membuat keputusan grusa-grusu." (Baca: PKB: Agar Tak Ada Dusta di Antara Partai Islam).
Ia mengatakan PKS kini berfokus pada upaya penyelamatan suara. Pasalnya, banyak suara partai itu yang lenyap saat direkapitulasi. "Ini juga mencederai validitas koalisi kalau dibangun atas hasil pemilihan yang akuntabilitasnya rendah. Kasihan rakyat Indonesia, pemilu kok membuat pilu," ucapnya.
Namun, kata Hidayat, dengan adanya fokus itu, bukan berarti tak ada partai yang sedang mendekati PKS. "Beberapa partai sudah bertemu Anis Matta (Presiden PKS)," ujarnya tanpa mau menyebutkan partai mana saja yang merapat ke PKS. "Menyelamatkan suara itu bukan cuma dalih." (Baca pula: PPP-Gerindra Koalisi, Belum Ada Kontrak Tertulis).
BUNGA MANGGIASIH