TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta Syukri Fadholi mengatakan hasil rapat pimpinan nasional PPP di Jakarta, kemarin, masih membuka peluang islah bagi Suryadharma Ali. "Sebenarnya tetap (ada peluang) islah itu," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 20 April 2014.
Syukri mengatakan turut dalam rapat pimpinan yang menghasilkan keputusan pemberhentian sementara Suryadharma Ali sebagai ketua umum partai itu. "Ini saya masih di Jakarta, mau pulang ke Yogya," katanya melalui sambungan telepon.
Menurut dia, PPP adalah partai yang berasaskan Islam. Dengan demikian, dalam menyelesaikan konflik tetap mengutamakan cara yang menjaga ukhuwah islamiyah. "Jadi mesti ada islah," katanya.
Rapat pimpinan itu dipicu oleh sikap Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang memutuskan berkoalisi dan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sayangnya, hingga hampir pukul 21.00 WIB, Suryadharma yang seharusnya membuka rapat tak datang. Jadi ditunjuklah Wakil Ketua DPP PPP Emron Pangkapi sebagai pemimpin rapat.
Selain memberhentikan sementara Suryadharma sebagai ketua umum, ia mengatakan, peserta rapat pimpinan juga mendapuk Emron sebagai pelaksana tugas ketua umum. Emron, ia melanjutkan, diminta untuk segera menyiapkan musyawarah kerja nasional yang akan digelar pada 23 April 2014 di Jakarta. Dan, jika dalam forum mukernas itu islah tak tercapai, PPP akan menggelar muktamar partai. "Muktamar akan dipercepat," katanya.
Ia mengatakan seluruh mekanisme penyelesaian konflik PPP ini harus tetap dilakukan sesuai konstitusi partai. Ia pun mengimbau kepada kader dan simpatisan partai untuk tetap menahan diri. "Jangan sampai (konflik) ini berkepanjangan," katanya.
ANANG ZAKARIA