TEMPO.CO, Jakarta – Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo dua pekan belakangan sibuk mengunjungi berbagai petinggi partai untuk penjajakan berkoalisi. Sejauh ini baru Partai Nasdem yang “nyangkut” di hati mantan Wali Kota Solo itu.
Dalam wawancaranya dengan Tempo pekan lalu, Jokowi blakblakan soal bagaimana penjajakan koalisi tersebut. Kepada media, sebelumnya Jokowi enggan menyebutkan koalisi untuk berbagi jatah kekuasaan. Pada kenyataannya, selama penjajakan ia justru ditodong kursi menteri, bahkan calon wakil presiden.
Salah satu partai yang terang-terangan meminta jatah kursi cawapres sebagai syarat koalisi adalah Partai Kebangkitan Bangsa. Jokowi mengatakan belum ada titik temu dengan petinggi PKB. Mereka bukan hanya minta kursi menteri, tapi juga mensyaratkan menjadi pendamping Jokowi. “Saya tidak bisa menyebutkan nama yang mereka ajukan,” katanya.
Itu sebabnya Jokowi memperkirakan pembicaraan dengan PKB akan berlangsung alot. Ia tak mau langsung mengiyakan permintaan itu. Pihaknya akan berkali-kali berbicara dengan partai yang pada pemilu kali ini suaranya melonjak seratus persen itu. “Sampai ada titik temu,” katanya.
Selain PKB, Jokowi sudah secara resmi berkoalisi dengan Partai Nasdem. Dengan partai yang didirikan Surya Paloh itu, penjajakan koalisi berlangsung lancar. Jokowi mengatakan tidak membicarakan kursi menteri dan cawapres dengan Nasdem. Simak wawancara lengkapnya di edisi majalah Tempo pekan ini dengan judul sampul Wakil Sehidup Semati.
Tim Tempo
Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo | Pemilu 2014
Berita terpopuler:
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP
JIS Buat Surat Edaran, Begini Isinya
Suryadharma Ali Dilengserkan dari Ketua Umum PPP