TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional menyambut baik imbauan Susilo Bambang Yudhoyono kepada menteri yang menjadi pimpinan partai dalam sekretariat gabungan untuk tidak menetapkan arah koalisi dahulu dalam menghadapi pertarungan presiden mendatang.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan imbauan tersebut merupakan hal wajar. "Karena PAN anggota setgab, wajar jika kami menyambut baik," kata Viva saat dihubungi, Senin, 21 April 2014.
Viva mengatakan hubungan antara PAN dan Demokrat juga harmonis. "Kami tak memiliki masalah satu sama lain," ujarnya. Karena itu, kata dia, Demokrat merupakan salah satu partai yang sudah menjalin komunikasi dengan PAN sejak 2009.
Menurut Viva, kemungkinan untuk berkoalisi kembali sangat terbuka. Alasannya, ujar dia, pengalaman koalisi antara PAN dan Demokrat sudah terjadi sejak lama.
Hanya saja, tutur Viva, PAN dan Demokrat memiliki ideologi dan platform yang berbeda. "Kedua faktor tersebut bisa jadi alasan untuk tak berkoalisi," katanya.
Hingga saat ini, menurut Viva, para anggota setgab belum ada yang secara resmi berkoalisi. Jadi, "masih terbuka koalisi dengan partai manapun, termasuk PAN."
SBY meminta menteri-menteri yang juga pimpinan partai politik tak segera menetapkan arah koalisi menghadapi pemilihan presiden nanti. Sumber Tempo, yang juga pimpinan salah satu partai koalisi, mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat itu meminta partai koalisi menunggu perkembangan politik dalam sepekan ke depan.
"SBY berpesan langsung pada pimpinan partai, jangan buru-buru tentukan koalisi," kata sumber itu pada Tempo, Rabu, pekan lalu.
Pesan SBY itu tak disampaikan secara tertulis. Namun disampaikan dalam pertemuan informal dengan para pimpinan partai. Meski tak berisi tekanan, intruksi presiden itu cukup membuat pimpinan partai setgab berpikir. "Bagaimanapun juga para pimpinan partai tetap menteri di kabinet yang terikat dengan presiden."
Soal arah koalisi ini, Demokrat memang tengah mempersiapkan kekuatan baru. Sekretaris Komisi Pengawas Partai Demokrat Suaidi Marasabessy mengatakan partainya tengah mengkalkulasi kemungkinan menggalang poros baru. Poros ini bisa beranggotan partai-partai yang tak terlibat dalam satu salah satu poros yang sudah ada, yaitu poros Jokowi, poros Prabowo, dan poros Aburizal.
"Kami masih mengkalkulasi, apakah masuk poros yang sudah ada, membentuk poros keempat, atau tidak di dalam poros yang ada."
AMRI MAHBUB | IRA GUSLINA SUFA
Berita lain:
Kasus Murid TK JIS, Tersangka Wanita Jadi Otaknya
PNS Ini Punya Rekening Rp 1,3 T, Darimana Asalnya?
Siswi MTs Disekap Empat Hari dan Diperkosa
Dukungan Pencopotan Suryadharma Meluas di Daerah
Rhoma Irama Mengundurkan Diri Jadi Capres?