TEMPO.CO, Washington - Jumlah pasukan Amerika Serikat (AS) di Afganistan kemungkinan akan tersisa di bawah sepuluh ribu pasukan. Menurut pejabat pemerintahan AS, jumlah ini merupakan permintaan jumlah pasukan minimum AS yang akan dimanfaatkan untuk melatih pasukan Afganistan.
Sejak pemilihan umum Afganistan yang digelar 5 April lalu, Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, dan Pentagon kembali berdiskusi mengenai berapa banyak pasukan AS yang harus tetap bertahan setelah koalisi pimpinan kedua belah pihak mengakhiri misinya tahun ini.
Keputusan untuk mempertimbangkan jumlah pasukan yang lebih sedikit, sekitar kurang dari 5.000 pasukan, akan mencerminkan keyakinan di kalangan pejabat Gedung Putih bahwa pasukan keamanan Afganistan telah berevolusi menjadi kekuatan yang cukup kuat untuk mengimbangi kelompok militan Taliban. Sehingga nantinya pasukan AS bisa fokus pada menanggulangi aksi terorisme atau untuk operasi pelatihan.
Kepercayaan ini, kata pejabat pemerintahan AS, didasarkan pada kejutan bahwa Afganistan mampu menjalankan pemilihan secara aman dan mendapat pujian dari dunia internasional. Diperkirakan pemilu Afganistan diikuti oleh 60 persen dari 12 juta pemilih terdaftar, dan pemerintah mampu mencegah serangan Taliban saat hari pemilihan.
Pemerintahan Presiden AS Barack Obama tengah menimbang kemungkinan sisa pasukan selama berbulan-bulan. "Diskusi yang dijalankan sangat aktif. Mereka sedang mencari opsi di bawah sepuluh ribu pasukan," kata seorang pejabat pemerintahan AS yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada Reuters, Senin, 21 April 2014.
Saat ini, ada sekitar 33 ribu tentara AS di Afganistan. Jumlah ini sudah jauh berkurang dibanding 2011 yang sebanyak seratus ribu pasukan ketika berkonflik dengan jaringan Al-Qaeda di Afganistan setelah tragedi 11 September 2011.
REUTERS | ROSALINA