TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdatul Ulama menyatakan tak mendukung salah satu calon presiden pada pemilihan presiden 9 Juli nanti. "NU tak bermain dalam tataran politik praktis, jadi dukung mendukung capres-cawapres bukan kewenangan NU," kata Katib Am Syuriah PBNU, Malik Madani, saat dihubungi, Senin, 21 April 2014.
Menurut Malik, sebagai organisasi sosial keagamaan, NU tak punya kebijakan untuk mendukung salah satu kelompok. Dia memastikan dukungan yang ditunjukkan sejumlah kiai pada capres dan cawapres tak mewakili warga NU.
Sebagai organisasi keagamaan, kata Malik, NU fokus pada tiga isu: memantapkan NKRI, membela rakyat untuk memperolah hak dan mencegah penindasan terhadap rakyat, dan menjaga etika politik. "Sedangkan dukung mendukung itu politik tingkat rendah. Kami tak main di situ."
Malik mengakui sikap sejumlah kiai yang membangun kedekatan dengan salah satu capres akan berpengaruh pada pengikutnya. Di satu sisi PBNU juga tak bisa melarang para kiai untuk mengambil sikap pribadi. Malik yakin setiap warga NU punya indepensi yang kuat untuk menentukan pilihan. (Baca juga: Datangi Rumah Ketua PBNU, Prabowo: Hanya Makan).
Meskipun menyatakan tak berpihak dalam pilpres, PBNU tetap membuka ruang komunikasi dengan seluruh calon presiden. Misalnya, saat menerima kedatangan Prabowo dan Jokowi ke markas PBNU. "Tapi ini komunikasi dalam arti silaturahmi. Tidak dalam rangka bargaining capres dan cawapres."
Tak hanya dengan Prabowo dan Jokowi, PBNU, kata Malik, juga terbuka untuk seluruh capres dan cawapres yang akan maju. PBNU pada prinsipnya membina hubungan dengan semua partai dan ormas.
Sebelumnya, sejumlah kiai di beberapa daerah mulai menunjukkan dukungan terhadap salah satu capres. Ada pula yang mulai menyorong-nyorongkan nama cawapres.
Sabtu, 19 April lalu, belasan kiai di Jawa Timur mengajukan nama Mahfud Md. untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Namun, adapula sejumlah pengurus NU yang terang-terangan mendukung pencapresan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
IRA GUSLINA SUFA
Berita lain:
Kasus Murid TK JIS, Tersangka Wanita Jadi Otaknya
Wali Kota Risma Arak Socrates Award Keliling Kota
Dukungan Pencopotan Suryadharma Meluas di Daerah