TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Adrianus Meliala, menilai penanganan kasus perkosaan terhadap siswi madrasah tsanawiyah oleh Kepolisian Resor Limapuluh Kota, Sumatera Barat, tak wajar. “Kelihatan memang ada hal yang berlebihan dan janggal,” kata Adrianus saat dihubungi Tempo, Rabu, 22 April 2014.
Menurut Adrinus, kejanggalan itu tampak dari proses penanganan yang dilakukan. Namun dia belum bisa mengatakan apakah ada penyimpangan atau tidak dalam penanganan kasus tersebut. Kompolnas, kata dia, perlu mendalami dulu kasus yang terjadi pada 18 Maret 2014 itu. “Kami pasti akan lakukan penyelidikan.” (Baca: Siswi MTs Disekap Empat Hari dan Diperkosa)
Adrianus mengatakan, dalam waktu dekat, Kompolnas akan meminta klarifikasi pada Kepolisian Daerah Sumatera Barat mengenai penanganan kasus ini. Namun dirinya belum bisa berkomentar banyak adanya dugaan penghilangan alat bukti oleh kepolisian.
Menurut dia, penghilangan alat bukti itu belum tentu untuk menghilangkan jejak pelaku. Adrianus juga belum melihat adanya indikasi keterlibatan polisi atau keluarga polisi dalam kasus ini. “Saya malah melihatnya sebagai indikasi polisi yang ingin berbuat baik tetapi bodoh, tidak tahu harus berbuat apa.”
Seorang siswi madrasah tsanawiyah di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, diculik dan diperkosa oleh sejumlah orang. Siswi 15 tahun itu kini mengalami trauma berat dan dirawat di rumah sakit jiwa di Padang. Peristiwa itu berawal saat korban akan pergi belajar kelompok ke rumah temannya pada 18 Maret 2014.
Di tengah perjalanan, dia diculik dan dibawa ke sebuah bukit yang belum pernah dia lihat. Selama dua hari, korban mendapat kekerasan dan pelecehan serta dipindahkan ke beberapa rumah di sekitar bukit, dan baru dua hari terakhir dibawa ke kos-kosan. Penculikan itu terungkap saat siswi itu mencoba menghubungi keluarganya ketika berada di rumah kosan.
Pada Sabtu, 22 Maret 2014, polisi menjemput korban di rumah kos. Namun, setelah dipertemukan dengan orang tua, polisi justru membawa korban dan orang tuanya ke sebuah perbukitan dengan alasan untuk menenangkan jiwanya. Dua hari kemudian, korban dijemput warga dan dibawa ke rumah sakit.
Saat ini proses hukum sedang berjalan dan pelaku sudah ditahan. Namun, berdasarkan informasi warga di sekitar tempat kejadian perkara, seminggu setelah ditemukannya korban, polisi membersihkan tempat penyekapan dan membakar beberapa barang bukti.
IRA GUSLINA SUFA
Berita terpopuler
Harta Hadi Poernomo, dari Bekasi hingga California
Bertambah, Korban Pelecehan Seksual di JIS
Tersandung Skandal Pajak, Ini Reaksi Bos BCA
Lonjakan Kekayaan Hadi Poernomo