Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahlul Bait: Syiah Sesat Hanya Mitos  

Editor

Harun Mahbub

image-gnews
Sejumlah jemaah wanita mendengarkan orasi yang disampaikan oleh beberapa ulama pada acara Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah  di Masjid Al-Fajr, Jalan Cijagra, Bandung (20/4).  TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sejumlah jemaah wanita mendengarkan orasi yang disampaikan oleh beberapa ulama pada acara Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah di Masjid Al-Fajr, Jalan Cijagra, Bandung (20/4). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Anggota Dewan Syuro Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Bandung, Husain Al-Kaff, mengkritik gerakan-gerakan anti-Syiah di Indonesia. Menurut dia, gerakan Syiah justru menghargai perbedaan. "Syiah di Indonesia hadir dengan menghargai pluralisme," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 23 April 2014.

Ia menyayangkan adanya deklarasi anti-Syiah, Minggu lalu, terlebih salah seorang pewarta ABI, Muhammad Ngainan, menjadi obyek pengeroyokan Ahad lalu. "Biarlah masyarakat yang menilai," ujarnya. (Baca: Komnas HAM: Aliansi Tak Berhak Larang Ajaran Syiah)

Merebaknya isu sektarian Syiah memang menuai reaksi dari pihak anti-Syiah. Ahad, 20 April 2014, lalu para ulama yang tergabung dalam gerakan Aliansi Nasional Anti-Syiah mengadakan Deklarasi Anti-Syiah di Cijagra, Bandung. Alotnya acara menyebabkan jurnalis Ahlul Bait Indonesia (ABI), Muhammad Ngainan alias Muzadiq, dikeroyok oleh sekelompok orang. (Baca: 4 Poin Deklarasi Anti-Syiah di Bandung)

Penasihat IJABI Jawa Barat Makmun Jamaluddin berpendapat gerakan anti-Syiah yang menguat belakangan ini sebagai reaksi adanya calon anggota legislatif dari Syiah.

"Mereka takut kalau yang mereka (anti-Syiah) jelekkan nanti berbalik akan menjelekkan mereka," kata Makmun kepada Tempo saat ditemui di kediamannya, kawasan Ledeng, Bandung, Selasa, 22 April 2014. "Syiah yang ada di pikiran mereka, bahwa Syiah sesat, hanyalah mitos belaka."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Makmun, majunya penganut Syiah Jalaluddin Rakhmat, akrab disapa Jalal, sebagai caleg PDIP menjadi dasar aksi tersebut. Ada pihak yang menyebutkan kalau Jokowi terpilih sebagai presiden, Jalal akan menjabat sebagai Menteri Agama. "Kami tidak memiliki tujuan untuk mendiskreditkan mazhab lain, justru majunya Jalal ke ranah politik didasari oleh banyaknya tekanan terhadap kaum minoritas seperti Kristen, Syiah, dan Ahmadiyah," katanya.

FATHIMAH SALMA ZAHIRA

Topik terhangat: 

Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo

Berita terpopuler:
JIS Disebut seperti Negara dalam Negara

Belasan Penyidik KPK Geledah Menara BCA

Ketemu Jokowi, Bocah Marunda Menanti Hampir 2 Jam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

20 Februari 2018

Seorang warga Syiah bersama harta bendanya saat akan di pindahkan dari tempat pengungsian di GOR Bulutangkis, Sampang, Madura, (20/6). Ribuan santri dan warga Madura menuntut Pemerintah Sampang untuk memindahkan warga Syiah dari Madura. TEMPO/Fully Syafi
212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

Pilkada Sampang diikuti tiga pasangan calon.


Pemkab Sampang: Pengungsi Syiah Tetap Bisa Gunakan Hak Politik  

24 Mei 2017

Warga Syiah di Sampang, Madura. TEMPO/Fully Syafi
Pemkab Sampang: Pengungsi Syiah Tetap Bisa Gunakan Hak Politik  

Pemkab Sampang menjamin warga Syiah yang mengungsi di Sidoarjo bisa menggunakan hak suaranya dalam pilkada yang akan digelar 27 Juni 2018.


Lindungi Peringatan Asyura, Aktivis Puji Polisi Semarang

12 Oktober 2016

Salah satu pemimpin ormas Islam bersama Kapolrestabes Semarang menuju masjid yang berdekatan dengan lokasi perayaan Asyuro kelompok Islam Syiah di kampung Boom Lama, Semarang, Jawa Tengah, 11 Oktober 2016. Budi Purwanto
Lindungi Peringatan Asyura, Aktivis Puji Polisi Semarang

"Sudah kewajiban kami melindungi. Jika ada yang nekad membubarkan,
akan berhadapan dengan kami,"kata Komisaris Besar Abiyoso Seno Aji.


Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari  

11 Oktober 2016

Salah satu anggota ormas Islam berorasi di serambi Masjid yang berdekatan dengan lokasi perayaan Asyuro kelompok Islam Syiah di kampung Boom Lama, Semarang, Jawa Tengah, 11 Oktober 2016. Polisi berhasil hadang kelompok yang ingin membubarkan perayaan Asyura kelompok Islam Syiah. Budi Purwanto
Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari  

Hasil mediasi disepakati bahwa perayaan Hari Asyura di Kendari dihentikan.


Ini Alasan Penolak Peringatan Asyuro di Semarang

11 Oktober 2016

Ribuan umat berdoa bersama saat memperingati hari Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram di Balai Samudra klapa gading, Jakarta, (26/11) Acara ini bertemakan Raih Keadilan Bebaskan Al Aqsha dan Tegakkan Ukhuwah dan Keutuhan NKRI. TEMPO/Dasril Roszandi
Ini Alasan Penolak Peringatan Asyuro di Semarang

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah mengelar mediasi membahas polemik soal rencana peringatan Asyuro.


Sempat Ditolak, Peringatan 10 Asyura Kaum Syiah Dialihkan  

9 Oktober 2016

Sekertaris Jendral Ahlul Bait Indonesia Ahmad Hidayat (Kedua Kiri) didampingi dua orang anak yang orang tuanya menjadi korban dalam penyerangan Muslim Syiah di Sampang, Muhammad Zaini (Kanan), Muhaimin Hamama (Kedua Kanan) saat memberikan keterangan dalam jumpa pers di gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (31/08). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Sempat Ditolak, Peringatan 10 Asyura Kaum Syiah Dialihkan  

Sebelumnya, beberapa orang yang mengatasnamakan diri Forum Umat Islam mendatangi Polda Jawa Tengah menolak kegiatan kaum Syiah.


Nasib Ratusan Pengungsi Syiah Sampang Masih Terkatung-Katung  

7 September 2016

Suasana hari raya Idul Fitri yang sepi terlihat di pengungsian warga Syiah Sampang di rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/8). TEMPO/Fully Syafi
Nasib Ratusan Pengungsi Syiah Sampang Masih Terkatung-Katung  

Komisi Nasional Perempuan mendesak pemerintah segera memenuhi hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya mereka.


Jadi Pengungsi, Warga Syiah Sampang Merasa Belum Merdeka  

17 Agustus 2016

Seorang warga Syiah melintas disamping sebuah selembaran larangan pulang kampung terpasang di pengungsian warga Syiah Sampang di rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/7). Tahun ini adalah yang kedua kalinya bagi 300 pengungsi Syiah Sampang harus merayakan Hari raya Idul Fitri di pengungsian.  TEMPO/Fully Syafi
Jadi Pengungsi, Warga Syiah Sampang Merasa Belum Merdeka  

Pengungsi Syiah merasa masih mengalami diskriminasi karena tinggal di tempat pengungsian sejak 2012.


Gara-gara Melarang Hari Raya Syiah, Wali Kota Bogor Digugat

19 Januari 2016

Walikota Bogor, Bima Arya mengatur arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Bogor, 6 Januari 2016. Walikota Bogor menilai masalah kemacetan merupakan salah satu agenda penting yang akan terus dibenahi, untuk itu perlu ketegasan dan koordinasi bagi petugas dalam mengatur lalu lintas agar memudahkan masyarakat. Lazyra Amadea Hidayat
Gara-gara Melarang Hari Raya Syiah, Wali Kota Bogor Digugat

Wali Kota Bogor dinilai melanggar undang-undang ketika melarang warganya yang menganut Syiah merayakan hari besar agamanya.


MUI Yogyakarta Tolak Permintaah FJI Melarang Syiah  

11 Desember 2015

Ribuan umat berdoa bersama saat memperingati hari Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram di Balai Samudra klapa gading, Jakarta, (26/11) Acara ini bertemakan Raih Keadilan Bebaskan Al Aqsha dan Tegakkan Ukhuwah dan Keutuhan NKRI. TEMPO/Dasril Roszandi
MUI Yogyakarta Tolak Permintaah FJI Melarang Syiah  

"Kami dituduh menodai agama, meresahkan masyarakat, tapi tidak ada buktinya."