TEMPO.CO, Bekasi - Pengambilan alih Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) di Perum Kompleks Galaxy, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan, menjadi Masjid Raya Kecamatan Bekasi Selatan diwarnai kericuhan pada Ahad, 20 April 2014. Masjid diambil alih karena warga keberatan dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).
Salah satu warga dan jemaah masjid, Hayati, mengatakan perampasan masjid dilakukan secara paksa. Segerombol orang berpakaian hitam memaksa masuk tanpa melepas alas kaki dan merokok di dalam masjid. Diduga, perampasan dilakukan karena motif uang. MMR sangat populer di kalangan aktivis Islam yang sering menggelar kegiatan pengajian, bahkan menarik jemaah dari Jabodetabek dan luar Jawa. "Hari ini pengajian majlis taklim terpaksa dilakukan di luar masjid karena semua pintu dikunci," kata Hayati, Rabu, 23 April 2014.
Sedangkan Camat Bekasi Selatan Abis Hurairah mengatakan pengambilalihan itu karena kemauan warga. "Warga keberatan karena DKM yang selama ini hanya warga khusus," kata Abi Hurairah pada Tempo, Selasa, 22 April 2014. Ia mengatakan pertimbangan lain pengambilalihan tersebut ialah keinginan warga RW 12, 13, dan 14 yang menginginkan peremajaan kepengurusan.
Pasalnya, kata dia, masjid itu dibangun oleh masyarakat sekitar. Bersamaan dengan itu, didirikan sebuah Yayasan Al-Anshar, yang bangunan dan kantornya persis berada di samping kiri masjid tersebut. Yayasan lalu membentuk DKM lama yang mampu merekrut jemaah dari Tangerang, Bandung, Purwokerto, dan daerah lainnya. Sedangkan ketika membuat kegiatan, masyarakat sekitar tak dilibatkan. "Tidak melibatkan komponen masyarakat," ujarnya.
Baik yayasan maupun masjid berdiri di atas lahan fasilitas sosial dan umum. Menurut dia, selama ini pihak yayasan dan DKM lama tak sepaham. Karena itu, pihak yayasan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan masjid kepada Pemerintah Kota Bekasi. "Keinginan warga berkaitan dengan kepengurusan masjid," tuturnya.
Selain itu, salah satu keberatan warga adalah ketika pihak masjid melakukan kajian tentang terorisme beberapa waktu lalu dengan mengundang Kepala Polri. Namun, ketika itu, Kapolri tidak hadir, kemudian diwakili oleh Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan. "Itu salah satunya," katanya. Ia menambahkan, pengelolaan sementara dilakukan oleh pihak Kecamatan Bekasi Selatan. Pihaknya juga akan membentuk DKM baru berdasarkan Surat Keputusan Camat Bekasi Selatan.
Tokoh masyarakat, Iskandar Ghazali, mengatakan kericuhan terjadi saat pengambilalihan karena diduga ada provokasi dari DKM lama yang menolak diganti. Menurut dia, warga sekitar yang merasa memiliki juga tak mau masjid kurang terawat. Salah satunya adalah cat yang pudar tapi tetap dibiarkan. "Salah satunya ini," ujar Iskandar.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan pengambilalihan masjid oleh pemerintah setempat adalah untuk mengganti kepengurusan masjid lama. "Murni penyegaran pengurus," kata Rahmat pada Tempo.
Saat pengambilalihan masjid sempat terjadi kericuhan. Pasalnya, pihak DKM lama menolak meninggalkan masjid. Ratusan polisi yang berjaga berusaha menenangkan massa. Bahkan beberapa orang dari DKM lama sempat diamankan polisi di Polsek Bekasi Selatan. Namun sudah dibebaskan kembali.
ADI WARSONO
Berita Terkait:
Keluarga Korban Pelecehan di JIS Mengadu ke LPSK
Kegiatan Siswa JIS Tak Terpengaruh Kasus Pelecehan
Imigrasi Jakarta Selatan Sidak ke JIS
JIS Disebut seperti Negara dalam Negara
JIS: Tidak Ada yang Kami Sembunyikan