TEMPO.CO, Jakarta - Ulama Nahdlatul Ulama (NU) meminta agar Mahfud Md. tidak berpasangan dengan calon presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie. (Baca: Usung Mahfud, Golkar Terkendala Partai Pengusung)
Kini dukungan kiai NU terbelah antara mendukung Mahfud berpasangan dengan Joko Widodo (calon presiden dari PDIP) atau Prabowo Subianto (dari Partai Gerindra).
"Ulama di bawah ada yang menginginkan ke Prabowo dan Jokowi," kata Direktur MMD Initiative Masduki Baidlowi saat dihubungi, Selasa, 22 April 2014. Menurut Masduki, dukungan yang relatif berimbang akan dibicarakan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, selaku penyokong Mahfud.
Selain masalah ideologi, visi, dan misi, mereka akan melihat peluang menang. "Hakikatnya kami ingin meraih kekuasaan untuk membuat kebijakan." kata Masduki. (Baca: Jokowi: Kesepakatan dengan PKB Sedikit Lagi)
Selasa pagi, 22 April 2014, Masduki menemani Mahfud berbincang dengan Muhaimin. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut pertemuan Mahfud dengan Aburizal Bakrie di Bali pekan lalu. Di Bali, kata dia, Aburizal melamar Mahfud agar bersedia mendampinginya sebagai calon wakil presiden. "Tetapi Mahfud ketika itu tak mengambil keputusan final," ujar Masduki yang mantan anggota DPR dari PKB dan juga mantan wartawan.
Masduki menuturkan, setelah berkoordinasi Selasa pagi, mereka bersepakat agar tidak berpasangan dengan Aburizal. Dia beralasan, kader dan konstituen PKB tidak menghendaki Mahfud berpasangan dengan calon presiden Partai Golkar tersebut. Sebagai kader, Mahfud patuh pada keinginan ulama dan konstituen yang mendukungnya, katanya.
Setelah ini, Mahfud akan terus melakukan penjajakan dengan Prabowo dan Jokowi. Dia menampik jika sudah ada kesepakatan antara PKB dengan Jokowi. Bahkan, dia menilai, ada peluang Mahfud Md. menjadi tokoh dalam koalisi partai Islam yang sedang digagas sejumlah ormas Islam. "Peluang-peluang ini terus kami jajaki," katanya.
WAYAN AGUS PURNOMO