TEMPO.CO, Semarang - Partisipasi pemilih yang menggunakan haknya dalam pemilihan umum legislatif 9 April lalu di Jawa Tengah rata-rata 75 persen. Itu artinya, angka golput—pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya—hanya 25 persen. “Angka partisipasi pemilih ini sesuai dengan target yang dicanangkan KPU,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah Joko Purnomo saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 April 2014.
Angka partisipasi pemilih di Jawa Tengah mengalami kenaikan dibanding pemilihan kepala daerah tahun 2008 dan 2013. Angka golput di Jawa Tengah dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013 lalu mencapai 50 persen. Angka ini naik dibanding pemilihan Gubernur Jateng 2008, yang angka golputnya 40 persen.
Joko memperkirakan perbedaan patisipasi pemilih dalam pemilu legislatif dan pemilihan kepala daerah karena pemilihan anggota Dewan melibatkan banyak calon yang memobilisasi pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara. Sedangkan pemilihan gubernur hanya ada tiga pasangan calon.
Joko menyatakan angka pasti golput pemilu legislatif 2014 di Jawa Tengah memang belum dihitung. Sebab, saat ini rekapitulasi perolehan suara partai masih berada di tingkat kabupaten/kota. Namun, dari pantauan KPU Jawa Tengah, rata-rata angka partisipasi pemilih di kabupaten/kota mencapai 75 persen. “Bahkan angka partisipasi pemilih di Temanggung mencapai 80 persen,” kata Joko.
Pada Rabu, 23 April 2014, ditarget seluruh KPU kabupaten/kota di Jawa Tengah sudah mengirimkan kotak suara ke KPU Jawa Tengah. Pada 24 April, KPU Jawa Tengah akan menyelenggarakan rapat pleno penghitungan suara tingkat provinsi.
KPU Jawa Tengah mengklaim pelaksanaan pemilu legislatif 2014 berjalan lancar. Memang ada beberapa persoalan, seperti tertukarnya surat suara antardaerah pemilihan, tapi itu bisa diatasi dengan tanpa menimbulkan masalah besar. “Di sana-sini ada dinamika, ya, wajar,” kata Joko.
ROFIUDDIN