TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal I 2014 mencapai Rp 106,6 triliun. Dari total investasi itu, Rp 72 triliun merupakan penanaman modal asing (PMA).
Lima sektor yang paling diminati para pemilik modal asing adalah pertambangan US$ 1,7 miliar (24 persen), industri makanan US$ 0,8 miliar (11,4 persen), serta industri alat angkutan dan transportasi lainnya US$ 0,6 miliar (8,8 persen). Tanaman pangan dan perkebunan US$ 0,6 miliar (8,4 persen), sementara industri kertas, barang dari kertas, dan percetakan US$ 0,5 miliar (7,5 persen).
"Di sektor pertambangan ini memang ada untuk refinery atau smelter," kata Kepala BKPM Mahendra Siregar dalam jumpa pers di kantornya, Kamis, 24 April 2014. Namun ia enggan menyebutkan nama perusahaannya dengan alasan proses pembangunan proyek mereka belum final.
Jika dilihat dari sumber, investasi asing yang masuk ke Indonesia paling banyak berasal dari Singapura dengan porsi 18,7 persen atau US$ 1,3 miliar untuk 467 proyek. "Singapura kembali menjadi yang tertinggi setelah tahun lalu sempat diisi Jepang," kata Mahendra.
Menurut Mahendra, sejak 2010, Singapura memang selalu mendominasi pengiriman modal ke Indonesia. "Sebenarnya yang menjadi investor Singapura berasal dari perusahaan AS dan Eropa. Tapi, karena pajak rendah, mereka membangun kantor di Singapura," katanya.
Tahun 2010, investasi dari Singapura adalah US$ 5,01 miliar (30,9 persen), tahun 2011 sebesar US$ 5,1 miliar (26,3 persen), tahun 2012 US$ 4,9 miliar (19,8 persen), dan tahun 2013 US$ 4,7 miliar (16,3 persen).
Posisi selanjutnya adalah Jepang dengan porsi 13,9 persen atau US$ 1 miliar, Mauritius 5,8 persen atau US$ 400 juta, Korea Selatan 5,1 persen atau US$ 300 juta, dan Australia 4,6 persen atau US$ 300 juta. Kemudian adalah akumulasi negara lainnya sebesar 51,9 persen atau US$ 3,6 miliar.
"Mauritius ini mirip dengan Singapura. Jadi banyak perusahaan asing membuka kantor di sana karena pajaknya rendah," kata Mahendra.
PINGIT ARIA
Terpopuler
Istana Tolak Akuisisi BTN
May Day, Buruh Siapkan Dukungan Capres
Istana Tolak Akuisisi BTN, Dahlan: Sayang Sekali
Hatta: Empat Perusahaan Siap Bangun Smelter