TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin menuding media massa tak adil terhadap partainya. Golkar punya calon presiden sendiri, Aburizal Bakrie alias Ical, tapi justru yang menjadi perhatian media hanya calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto dari Gerindra.
"Saya pikir media tidak adil. Ke mana berita Aburizal Bakri-nya?" kata Nurul dalam diskusi di Jakarta Selatan, Rabu, 23 April 2014. Padahal, kata Nurul, partainya merupakan partai terbesar kedua dalam Pemilu 2014. Berdasarkan hitung cepat, Golkar meraup 14 persen suara, di atas Gerindra yang hanya memperoleh 12 persen suara. "Sering kali Aburizal diabaikan," katanya. (Baca: Enam Televisi Swasta Ditegur KPI)
Nurul meminta media massa meliput lebih adil dengan memberi porsi yang sama kepada semua kandidat capres. Secara pribadi, dia merasa kecewa karena yang diomongkan cuma Prabowo dan Jokowi.
Padahal, jauh sebelum pemilu legislatif, Ical memanfaatkan media massa miliknya untuk menaikkan popularitas. Ical mengaku menjadi sosok yang sering diberitakan oleh media atau media darling di dua stasiun televisi miliknya. "Di TV One dan ANTV," kata Ical saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 8 November 2013. Ical juga punya media online, yakni Viva.co.id.
Meski hanya menjadi media darling di dua stasiun, Ical tak mengkhawatirkan popularitas Jokowi yang menjadi tokoh kesayangan di hampir semua media. Menurut dia, meski menjadi media darling, tak berarti tingkat keterpilihannya akan tinggi. (Baca juga: 7 Media Ini Dituding Berpihak dan Tendensius)
KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Eko Patrio dan Muhaimin Keok di Kota Madiun
Korupsi E-KTP, KPK Geledah Ditjen Kependudukan
Jokowi Usul Dirjen Pajak Jadi Kementerian
Adu Mulut dengan Caleg, Ketua KPU Bima Pingsan
Banyak Calon Legislator Curi Suara Partai
Sugiharto, Pejabat yang Jadi Tersangka Kasus E-KTP