TEMPO.CO, Jakarta - Joko Widodo menyebutkan ada tiga nama yang masih digodok sebagai pendampingnya dalam pemilu presiden 9 Juli 2014. "Masih belum diputuskan. Kandidat masih ada tiga, kadang berubah menjadi dua, masih berubah," katanya di Jakarta, Kamis, 24 April 2014. (Baca: Pekan ini Jokowi Punya Calon Wakil Presiden)
Jokowi yang dipilih PDI Perjuangan sebagai calon presiden menolak menyebutkan nama kandidat tersebut. Yang jelas, kata dia, mereka ada yang berasal dari partai dan non-partai. Selain itu, ada yang dari kalangan sipil dan militer. Dari segi usia, calon pendampingnya ada yang lebih tua dan ada yang lebih muda.
Dalam memutuskan cawapres, kata Jokowi, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Bisa saling menutupi, saling melengkapi, ujar dia, ada chemistry dan juga menyangkut elektabilitas. Untuk memutuskan kandidat yang layak mendampinginya, Jokowi melibatkan Megawati. "Saya nanti yang akan menentukan pada akhirnya karena saya yang akan bekerja bersama cawapres," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan proses penentuan cawapres memakan waktu lama. Menurut dia, sosok yang dipilih harus tepat karena menyangkut urusan rakyat dan bangsa. "Buat apa terburu-buru. Ini tidak hanya urusan presiden, ini urusan 250 juta warga Indonesia. Ini kenapa harus hati-hati," ujar Jokowi. (Baca: Jokowi Blusukan Cari Koalisi)
Ada tiga kandidat yang selama ini disebut-sebut bakal digandeng Jokowi, yaitu Jusuf Kalla, Mahfud Md., dan Ryamrizard Ryacudu. Dua yang pertama berasal dari sipil, sedangkan Ryamizard adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan dekat dengan Megawati. (Baca: Ulama NU Terbelah Memasangkan Mahfud Md.)
Namun ketiga tokoh itu lebih tua usianya ketimbang Jokowi yang lahir tahun 1961. Jusuf Kalla kelahiran tahun 1942, Mahfud lahir tahun 1957, dan Ryamizard lahir tahun 1950. Ketiga sosok ini juga tidak masuk jajaran pengurus pusat partai politik. Apakah ada sosok lain? Untuk saat ini, hanya Jokowi dan Megawati yang tahu.
ANANDA TERESIA
Terpopuler:
Jokowi Nangis Gara-gara Jam Tangan
Ketua Umum Gerindra Dikalahkan Anak Jenderal Djoko
Gamawan Bantah Kantornya Digeledah KPK