Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelecehan Seksual di JIS, KPAI: Ada Korban Lagi

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Kepala Sekolah JIS Timmothy Carr memberikan keterangan kepada media terkait William James Vahey, mantan guru JIS, yang ditetapkan sebagai tersangka paedofil oleh Federal Bureau of Investigation (FBI), di depan sekolah Jakarta International School (JIS), Jakarta, Rabu (23/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Kepala Sekolah JIS Timmothy Carr memberikan keterangan kepada media terkait William James Vahey, mantan guru JIS, yang ditetapkan sebagai tersangka paedofil oleh Federal Bureau of Investigation (FBI), di depan sekolah Jakarta International School (JIS), Jakarta, Rabu (23/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Kasus kekerasan seksual terhadap siswa taman kanak-kanak Jakarta International School (JIS) menemukan fakta baru. Laporan yang diterima Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan setidaknya ada dua korban lain yang pernah mengalami kekerasan seksual. "Pelakunya diduga tenaga pendidik," ujar Ketua KPAI, Asrorun Ni'am Sholeh, Jumat 25 April 2014. (Baca: Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat)

Asrorun menjelaskan, temuan itu diperoleh setelah KPAI mendapatkan laporan dari para orang tua dan siswa yang mengaku pernah menjadi korban. Seorang korban diantaranya adalah siswa sekolah dasar dan sisanya siswa TK. "Keduanya saat ini masih aktif berlajar di sekolah tersebut," katanya. "Dengan demikian, total korban yang diketahui hingga kini mencapai tiga orang." (Baca: Pelecehan di TK JIS, Korban Baru Jadi Saksi Kunci)

KPAI mengaku sedang mendalami laporan tersebut secara bertahap. Upaya itu juga akan dikoordinasikan dengan proses penyidikan yang saat ini dilakukan aparat kepolisian. Menurut Asrorun, kasus yang muncul di sekolah tersebut tidak hanya berkaitan dengan masalah kekerasan seksual. Sejumlah guru di sekolah itu juga diketahui kerap memperagakan prilaku menyimpang seperti berciuman dengan sesama jenis.

"Berciuman dengan hasrat sudah masuk kategori pornoaksi. Ini jadi masalah besar karena dipertontonkan di depan siswa," kata Asrorun. Asrorun menduga prilaku itu muncul karena jaringan pelaku pedofil telah lama hidup dengan nyaman di lingkungan tersebut. Terlebih setelah FBI melaporkan adanya pelaku pedofil yang pernah mengajar di sekolah tersebut selama 10 tahun.

"Pengamanan di sekolah itu sangat ketat, jauh melebihi pengamanan di istana negara. Tapi yang terjadi bukanlah untuk melindungi para siswa, melainkan memelihara predator anak," kata Asrorun. KPAI menduga korban kekerasan seksual di sekolah itu jauh lebih banyak dari yang dilaporkan. Untuk itu, ia menyarankan agar para korban berani melaporkan kasus yang mereka alami ke pihak kepolisian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus ini terkuak atas laporan salah seorang orang tua murid. Sejumlah petugas kebersihan sekolah bertaraf internasional itu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap anaknya yang masih duduk di taman kanak-kanak. Polisi lantas menetapkan dua orang tersangka. Di saat bersamaan, Kementerian Pendidikan membekukan proses belajar-mengajar untuk tingkat TK sekolah tersebut karena belum memiliki izin.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, mengaku telah meminta Kepala Kepolisian, Jenderal Sutarman, untuk menuntaskan masalah tersebut. Menurut dia, bobot kasus ini jauh lebih berat ketimbang kisruh keterlambatan naskah UN seperti yang terjadi pada tahun 2013. "UN itu cuma masalah teknis-manajemen. Tapi ini menyangkut masa depan anak dan nilai-nilai kemanusiaan," katanya.

RIKY FERDIANTO


Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo

Berita terpopuler lainnya:
Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat 
Prabowo-Hatta Dideklarasikan di Grahadi Surabaya
Aceng Fikri ke Senayan, Menteri Linda Tercengang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

4 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

6 hari lalu

Aktor dan produser Johnny Depp hadir dalam sesi pemotretan untuk mempromosikan film dokumenter
Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.


Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

8 hari lalu

Dan Schneider, mantan produser Nickelodeon. Foto: YouTube DanWarp
Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

9 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

11 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, Sekjen KPK, Cahya Hardianto Harefa, Direktur Penindakan Asep Guntur Rahayu (kiri) dan juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan), menghadirkan 15 orang petugas Rutan KPK resmi memakai rompi tahanan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

23 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan


Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

27 hari lalu

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan


Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

28 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno alias ETH, 72 tahun, saat tiba di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual


Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

28 hari lalu

Demonstran membakar kayu dan kardus di depan Gedung Rektor Universitas Pancasila, saat demonstrasi menolak rektor yang diduga mmelakukan pelecehan di Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.


Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

30 hari lalu

Sekretaris YPPUP Yoga Satrio didampingi Plt Rektor Universitas Pancasila Sri Widyastuti (tengah) dan Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono saat jumpa pers di lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual