TEMPO.CO, Banyuwangi - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Husin Matamim, mendesak Kementerian Pendidikan dan dinas pendidikan mencairkan dana tunjangan profesi guru triwulan pertama tahun 2014.
Husin Matamim mengatakan dana tunjangan sebenarnya sudah ditransfer oleh Kementerian Pendidikan ke kas pemerintah Banyuwangi. Namun dana tersebut tidak bisa dicairkan karena Kementerian Pendidikan belum menyelesaikan surat keputusan untuk setiap guru penerima tunjangan. "Lambannya justru dari Kementerian Pendidikan," katanya, Senin, 28 April 2014.
Menurut Husin, keterlambatan tunjangan profesi selalu terjadi tiap tahun. Bahkan pada 2013, tunjangan telat selama enam bulan. Karena itu, dia khawatir tahun ini pencairan tunjangan juga akan telat hingga satu semester.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Dwi Yanto membenarkan dana tunjangan yang ditransfer dari Kementerian Pendidikan mencapai Rp 37 miliar. Dana itu untuk tunjangan guru sejak Januari hingga Maret 2014.
Tunjangan memang belum bisa dicairkan karena Dinas Pendidikan masih menunggu seluruh SK selesai. Menurut Dwi Yanto, total guru penerima tunjangan sebanyak 4.985 orang. Terdiri dari guru SMA dan SMK sebanyak 930 orang, guru SD dan SMP 4.346 orang, serta guru TK 345 orang.
SK untuk para guru tersebut, kata Dwi, diterbitkan masing-masing direktorat jenderal (dirjen). Untuk Dirjen Pendidikan Menengah yang membawahkan guru SMA dan SMK, hingga kini baru menyelesaikan SK 294 guru dari 930 guru. Sedangkan Dirjen Pendidikan Dasar telah menyelesaikan seluruh SK. "Kami menunggu seluruh SK selesai sebelum mencairkan tunjangan."
IKA NINGTYAS